COMFORT ZONE



Comfort Zone adalah sesuatu yang berbahaya, sesuatu yang mwmbuat orang terlena dengan keadaan yang sudah terasa nyaman. Ini tentunya akan menimbulkan kemalasan. Tidak ingin lagi sesuatu yang lebih menantang dan lebih besar. Sikap seperti inilah yang membuat bangsa kita ada dalam kemiskinan. Banyak anak muda bermalas-malasan tidak mau bekerja dan hanya bergantung kepada orang tuanya masing-masing. Sifat kemandirian pun tidak dimiliki sama sekali. Hasilnya jika orang tua sudah tidak ada, dia tidak akan bisa hidup senyaman saat orang tua masih ada. Dan ketika mulai berani mandiri, hal ini memerlukan waktu yang tidak sedikit.
                Seseorang yang sudah terjebak comfort zone akan memiliki sifat malas. Orang yang malas akan diam dan hilang kepekaannya untuk memperbaiki dirinya. Bukan kelebihan yang didapat melainkan kekurangan. Kurang motivasi, kurang semangat, kurang potensi, kurang ilmu, kurang ibadah, dan akhirnya akan menjadi pesimis menghadapi hidup ini. Akan menjalani hidup apa adanya. Jika berhasil dia untung, jika gagal dia murung.
                Kita itu harus senantiasa dinamis layaknya air. Bergerak dan jangan diam. Bergerak adalah tanda kehidupan. Orang yang hidup pasti bergerak, baik itu bernafas, berjalan, dan melakukan aktivitas yang lainnya. Bergerak itu membuat segalanya menjadi indah. Jangan siksa diri kita dengan diam. Sebab layaknya air yang diam, membuat nyamuk-nyamuk bertelur. Penyakitlah yang akan dihasilkan dari nyamuk itu. Mulai bergerak dari sekarang. Mulailah hidup untuk mandiri dan tidak bergantung.



“Segeralah beramal salih sebelum datang 7 perkara, yaitu akankah engkau menanti selain kekafiran yang melalikan, atau kekayaan yang menyesatkan, atau penyakit yang merusak, atau umur yang disegerakan, atau dajjal perkara gaib yang ditunggu-tunggu, atau kiamat. Padahal kiamat adalah peristiwa dahsyat dan mengerikan.” ( HR. Tarmidzi

Referensi : Buku Melukis Hati karya Alfandi

One Day in Manggarai Library

 
Perpustakaan – Manggarai
Jalan Manggarai Utara VI, RT 08/01, Jakarta – Selatan

Sekilas tentang Jendela Jakarta :
Komunitas Jendela Jakarta merupakan cabang dari Komunitas Jendela di Yogyakarta. Komunitas Jendela jakarta dikelola dan digerakkan oleh para volunteer yang berasal dari berbagai latarbelakang serta bekerja secara sukarela. Fokus kegiatan kami pada segi pengembangan pendidikan dan mental anak terutama pada anak-anak yang kurang beruntung  di Manggarai.
Berawal dari Perpustakaan kami yang sederhana, kami berusaha menghidupkan minat baca adik-adik Manggarai agar senantiasa menghargai pentingnya buku untuk menggapai cita-cita mereka. Beberapa program pembelajaran juga kami berikan seperti; Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Seni Musik, Seni Menggambar dll. Segala sesuatu yang bermanfaat bisa diajarkan kepada adik-adik Manggarai.


Bismillahirrahmanirrahim....
Ini pengalaman yang menurut saya sangat luar biasa dan tidak akan pernah saya lupakan. Dari awal sejak saya pindah dan menetap di Jakarta, saya sudah memiliki niat untuk mencari dan bergabung dengan sebuah komunitas yang asyik namun bermanfaat. Setelah browsing beberapa kali di Google, akhirnya saya pun tertarik untuk bergabung di Komunitas Jendela Jakarta. Komunitas ini memiliki visi yang sama dengan saya, yaitu meningkatkan minat baca dan membangun perpustakaan. Saya pun memiliki mimpi ini, saya berharap suatu saat nanti saya memiliki sebuah Taman Baca yang besar, megah, dan berteknologi canggih serta buku-buku yang tersedia pun lengkap hingga masyarakat khususnya remaja dan anak-anak sering mengunjungi Taman Baca saya nanti, agar minat baca generasi muda yang akan datang semakin meningkat.
Tanpa pikir panjang lagi, akhirnya saya pun mendaftarkan diri dan mengisi form online di websitenya jendela jakarta. Setelah beberapa hari bergabung disana, saya di infokan oleh pihak jendela bahwa agenda mereka dilakukan setiap weekend (sabtu, minggu).  Kebetulan untuk agenda weekend saat itu ialah hari sabtu membuat kerajinan daur ulang dan pada hari minggu yaitu kerja bakti sekitar perpus dan games. Agenda ini dilaksanakan di Perpustakaan Manggarai. Sebenarnya saya belum pernah sekalipun ke Manggarai, dan saya pun belum terlalu hapal nama-nama daerah di sekitar Jakarta, disini pun saya baru 3 bulan. Waktu itu, saya pun memberitahu salah satu teman saya "Riska" mengenai komunitas Jendela. Akhirnya, ia pun ikut bergabung dan kami berencana akan hadir pada hari Minggu (10 November 2013).
Pagi itu, pukul 10.00 WIB saya memutuskan untuk pergi menuju Perpustakaan Manggarai sendiri. Riska pergi naik kereta sedangkan saya memilih untuk menggunakan Trans Jakarta atau Busway. Kami berdua, pergi dari rumah masing-masing menuju Perpustakaan Manggarai dengan modal nekat (hehehe) karena kami berdua sama-sama tidak tahu jalan dan belum pernah kesana. Saat di Busway, saya terus memikirkan dimana saya harus transit dan di halte mana saya harus turun. Namun, Alhamdulillahirobbil'alamin... Allah SWT membimbing saya selama perjalan ke sana. Setelah turun di halte Manggarai, saya pun bertanya ke sana ke mari mencari alamat Perpustakaan itu. Sebagian orang malah memberi petunjuk arah yang salah, untung saya tidak benar-benar nyasar, saya terfokus dengan alamat dan petunjuk yang diberikan Kakak-kakak dari Komunitas Jendela, berusaha mencari sendiri dimana alamat itu berada.  Siang hari, hampir tiba waktu dzuhur saya terus berjalan kaki dari halte busway hingga stasiun manggarai. Benar-benar sangat melelahkan, namun saya tetap berusaha mencari-cari Perpustakaan itu. Hingga akhirnya saya menemukan sebuah spanduk bertuliskan Komunitas Jendela di ujung pertiga an jalan sana.
Alhamdulillah.... saya pun akhirnya sampai ditempat tujuan dengan selamat. Saya melihat Riska sudah berada di dalam perpustakaan yang didepannya terpampang spanduk komunitas jendela. Sayapun ikut bergabung bersama mereka yang sedang membereskan dan membersihkan perpustakaan. Saya melihat beberapa anak kecil di dalam perpus yang ukurannya cukup sempit dan dipenuhi oleh beberapa buku anak-anak. Sepertinya mereka lah adik-adik yang menuntut ilmu disini. Saya mengamati perilaku mereka satu persatu, dan itu sungguh membuat saya ngeri. Mungkin karena mereka merupakan anak-anak yang bisa dibilang hidup dipinggiran dan jarang di didik masalah karakter serta etikannya maka saat itu saya merasa takut dan kurang nyaman dengan tingkah laku dan kejahilan aneh mereka. Adik-adik kecil yang ada disana saat itu benar-benar bisa dibilang cukup nakal dan tak mau diam, baru menit-menit pertama mereka sudah membuat saya merasa tak nyaman dan takut.

Saya dan Riska kebetulan disuruh mengajari mereka, adik-adik kecil yang sudah sedari katanya berada disini. Saya kaget, karena jujur saya tidak mahir dalam hal ngajar-mengajar apalagi untuk mengajari anak kecil. Namun, karena tujuan utama saya kesini ialah untuk membantu maka mau tak mau saya pun harus siap menerima tanggung jawab ini yaitu menjadi pengajar mereka untuk hari ini. Karena ruang perpustakaan masih di bersihkan, maka kami semua menggelar tikar di halaman perpus dan mengeluarkan white board kecil serta beberapa alat tulis. Saya maupun Riska berusaha untuk mengamankan suasana dan menyuruh adik-adik untuk duduk dengan tertib di tikar. Namun, subhanallah... mereka benar-benar agak sulit diatur, mereka malah asyik bermain dan bercanda-canda. Saya berusaha untuk mengenali mereka satu per satu, dan sialnya saya pun malah di jahili mereka semua, mereka saling bertukar-tukar nama dan itu sungguh membuat saya terlihat bodoh dan linglung ( hehehe.. dikibulin anak anak kecil ).

Waktu pun berlalu, Riska yang memulai mengajari adik-adik Jendela dengan mengenalkan nama-nama pahlawan indonesia. Kebetulan hari itu tanggal 10 November yang bertepatan dengan hari pahlawan, jadi Saya dan Riska mengajari mereka mengenai hari pahlawan dan sejarah secara bergantian. Ada sebagian dari mereka yang terlihat antusias namun ada juga yang menghiraukannya dan malah asyik dengan mainannya masing-masing. Namun, Saya dan Riska tetap berusaha untuk mengajari mereka dengan penuh kesabaran. Saat itu, emosi dan kesabaran memang sedang benar-benar di uji.
Waktu istirahat, saya segera menunaikan solat dzuhur dan mengajak adik-adik yang berada disana untuk ikut solat bersama. Namun, mereka malah menolak dan memilih untuk jajan serta makan siang. Saya pun memaksa satu anak yang saya amati dari tadi bahwa sikap anak ini cukup baik dibandingkan teman-temannya yang lain. Namanya Rani, saya mengajak adik Rani untuk solat bersama, awalnya ia menolak namun pelan-pelan saya ajak dan paksa dia, Alhamdulillah akhirnya dia mau. Kami berdua solat bersama, untuk anak yang sudah kelas 5 SD sangat disayangkan sekali apabila ia masih belum hafal bacaan bacaan solat. Disinilah harus nya letak peran kedua orang tua, selalu membimbing anak nya. Namun bagi saya, wajar-wajar saja Rani seperti itu, karena lingkungan disana benar-benar agak kurang baik dalam segi perilaku dan agama serta pendidikan.
Setelah solat dzuhur, saya melihat adik-adik dan Riska sedang makan soto bersama ditikar. Saya pun berniat untuk membelinya, namun entah kenapa tiba-tiba salah satu dari mereka menawarkan diri untuk membelikan soto itu buat saya, katanya sih biar gak dimahalain kak ( hihihi lucu sekali adik yang satu ini ). Saya sempat mengira bahwa adik ini yang bernama Ita memiliki karakter yang kuat serta keras namun saya salah. Ternyata Ita begitu baik dan ramah, baru beberapa jam kami mengenal ia sudah mau membantu saya untuk membelikan makanan. Kami semua pun makan soto bersama diatas tikar yang kami gelar tadi. Kami becanda-becanda, ketawa-ketawa, cerita-cerita, bahkan nama yang tadinya mereka tukar-tukar akhirnya mereka klarisifikasi lagi dan akhirnya saya pun menjadi tahu nama asli dari masing-masing mereka dan tanpa kami sadari kami tiba-tiba merasa sangat akrab dan dekat. Kesini-kesini Saya dan Riska mulai merasa nyaman, apalagi setelah adik-adik bersikap friendly dan welcome kepada kami, mereka tidak lagi terlihar seram namun sebaliknya, mereka terlihat lucu-lucu dan menggemaskan.


Waktu istarahat pun berakhir, Saya dan Riska meneruskan untuk mengajari adik-adik lagi. Kini sudah terlihat perbedaan sikap, mereka agak mudah untuk ditertibkan sekarang. Karena sudah merasa bosan, akhirnya kami pun memutuskan untuk belajar sambil bermain games. Kami semua dibagi menjadi dua kelompok. Ada kelompok A dan kelompok B. Kebetulan Riska yang memimpin permainan ini, kita menebak nama-nama negara dengan clue clue tertentu. Kakak-kakak jendela pun ikut bermain, termasuk saya. Saya dipaksa Ita, Yuni, Regi, Nisa, dkk untuk bergabung bersama team nya yaitu kelompok A. Keseruan kini semakin berlanjut, kami semua benar-benar menikmati permainan ini. Tidak hanya adik-adik nya yang antusias, namun kakak kakaknya pun begitu semangat dan berlomba untuk mendapat kemenangan. Kelompok A atau B kah yang memiliki point tertinggi. Kesepakatan bersama, kelompok yang kalah harus membereskan tikar, papan tulis, dan semua yang ada dihalaman ini hingga rapi kembali. Otomatis semangat dari kami semua semakin menggebu-gebu. Dan dan dan .. kelompok A pun memenangkan pertandingan. Saya dan adik adik di kelompok A tertawa dengan girang, dan kelompok B harus menerima nasib untuk membereskan semuanya hingga rapi.
Permainan tidak berhenti disini, Kami semua lanjut bermain bisik kata dan benteng-bentengan, hahaha. yang kalah katanya goyang caesar hahaha. Saya dan Riska benar-benar menikmati moment-moment ini. Adik-adik jendela sudah semakin ramah dan begitu akrab. Beberapa diantara mereka terus tertawa dan menjahili saya. Saya hanya tertawa dan balik menjahili mereka. Saya senang melihat kecerian mereka, mereka tertawa sangat lepas, bahkan banyak sekali tingkah tingkah lucu dari mereka yang membuat saya tertawa geli tanpa henti  dan saya sangat senang melihatnya. Saya sadar, saya merupakan sosok orang yang tidak mudah akrab dengan orang lain apalagi anak kecil. Butuh kesabaran yang luar biasa untuk menghadapi adik adik kecil. Namun disinilah saya belajar bagaimana sikap saya saat mengahadapi anak kecil yang selalu bersikap menjengkelkan, dan disinilah saya diuji untuk bisa mengontrol emosi serta kesabaran saya. Menghadapi anak kecil harus dengan lembut dan penuh kasih sayang. Sikap itulah yang saya lakukan saat saya berusaha untuk mengajari dan menasehati adik-adik disana. Dan Alhamdulillah, respon mereka semua pun menjadi baik bahkan sangat baik.


Hingga tiba waktu pulang, mereka malah tetap mengajak saya untuk becanda-becanda dengan mereka. Mereka terus mengerjai saya dengan mengejar-ngejar dan mengikuti saya sambil mengejek saya kanker kulit -_-" ( naudzubillah ) mereka mengejek saya dengan penyakit itu hanya karena melihat warna kulit saya yang cenderung lebih terang dari mereka semuan ( dasar anak-anak ). Karena Waktu sudah semakin larut sore, dengan berat hati, akhirnya saya dan Riska pun pamit pulang. Saya pun memeluk mereka satu persatu :'D dan saya merasakan pelukan mereka begitu erat, sulit untuk melepaskan dan berpisah dengan mereka semua. Saya benar-benar bahagia sekali bisa seharian bersama mereka, sungguh moment yang sangat luar biasa hari itu. Terharu sekali, karena mereka mengharapkan Saya dan Riska untuk hadir lagi disana di weekend weekend selanjutnya. Saya pun sama, saya ingin mengajari mereka lagi, saya ingin bermain bersama mereka lagi, dan saya ingin keseruan yang hari ini terjadi dapat terulang lagi. Semoga Allah mengijinkannya... Aamiin..

Insyaallah jika ada lagi waktu, saya pasti menyempatkan untuk hadir lagi disana,
Love you adik-adik baru ku :D
See you later :D


My Figur Inspiratif

            Menurut saya, ia adalah seseorang yang sangat luar biasa. Wanita yang tangguh, cerdas, spiritual, tutur katanya lembut, memiliki kepribadian yang baik, dan sangat menjaga kehormatannya sebagai wanita. Ia adalah sosok wanita yang anggun dan cantik dengan jilbab yang dikenakannya setiap saat. Kisah-kisah hidupnya dulu yang sangat menyentuh dan menginspirasi saya, membuat saya tergerak untuk memilihnya sebagai figure isnpiratif saya. Tak lain, orang yang menginspirasi saya ialah Oki Setiana Dewi.





Oki Setiana Dewi, S.Hum atau akrab dipanggil OSD lahir di Batam, 13 Januari 1989. Aktris , pembicara, dan penulis yang merupakan sulung dari tiga bersaudara ini lahir dari pasangan Sulyanto dan Yunifah Lismawati. OSD menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia pada tahun 2012. Icon aktris muslimah yang telah banyak menginspirasi remaja tanah air ini, tercatat sebagai mahasiswi terbaik dan berprestasi di kampusnya. Diantaranya sebagai mahasiswa baru terbaik OKK UI 2007, mahasiswa baru terbaik PSA MABIM FIB UI 2007, dan mahasiswi berprestasi bidang seni FIB UI 2010. Setelah meraih gelar sarjana, OSD menjadi santriwati program  Tahfidzul Qur'an di Rumah Qur'an, Depok. Dilanjutkan dengan mempelajari bahasa arab di universitas Umm Al Qura, Makkah pada tahun 2012. Di tahun yang sama, karena kecintaannya pada dunia pendidikan dan anak-anak, OSD melanjutkan studi pascasarjananya di bidang studi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Sejak sekolah dasar hingga SMA, OSD meraih predikat juara kelas dan sering mewakili sekolah dalam berbagai macam perlombaan. Ia tak hanya berprestasi di bidang akademik tapi juga di bidang yang lain yang ia raih semasa karirnya. Sebut saja di antaranya Aktis Wanita Terbaik versi Islamic Movie days, Aktris Pendatang Baru wanita terbaik dan aktris pendatang baru wanita terfavorit untuk film Ketika Cinta Bertasbih di Indonesia Movie Awards 2010.


OSD telah membintangi beberapa film dan sinetron yakni : Ketika Cinta Bertasbih 1&2 (2010), Ketika Cinta Bertasbih Spesial Ramadhan (2010), Ketika Cinta Bertasbih Meraih ridho Illahi (2011), dan Dari Sujud ke Sujud (2011). Ia turut mengisi soundtrack untuk film dan sinetron Dalam Mihrab Cinta (2011) dan Dari Sujud ke Sujud (2011). Selain itu,  OSD juga telah menulis 3 buku bestseller yang berjudul Melukis Pelangi catatan hati Oki Setiana Dewi (2011), Sejuta Pelangi pernik cinta Oki Setiana Dewi (2012) dan Cahaya di Atas Cahaya(2012). Ketiga bukunya telah di bedah di berbagai tempat di Indonesia dan luar negeri, yakni Malaysia, Singapore, Jeddah dan Makkah, dll. Buku keempatnya berjudul HIjab Im in Love (2013) merupakan karya terbarunya yang paling berbeda karena OSD mengeluarkan pula album perdananya dengan judul yang sama. Album Hijab Im in Love (2013) ini dinyanyikan bersama adiknya, Shindy.


OSD adalah pribadi yang senang mengajar dan belajar. Sejak duduk di bangku SMA, OSD menjadi guru mengaji di TPA (Taman Pendidikan Al Qur’an) untuk anak-anak dan ibu-ibu. Sejak tahun 2009, OSD aktif mengisi berbagai seminar kemuslimahan dan kepemudaan, juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Saat ini ia menjadi duta untuk Anak-anak Rumah Autis (2012). Ia pun pernah ditunjuk sebagai duta Internet Sehat dan Aman oleh kementrian Komunikasi dan Informatika 2010.
Sungguh luar biasa sosok Oki Setiana Dewi, ia benar-benar membuat saya terkagum-kagum. Di usia yang masih begitu muda, beliau sudah banyak menggapai mimpi-mimpi dan keinginan-keinginannya. Saya melihat passion  dan optimism yang kuat dari beliau. Satu hal yang membuat saya benar-benar mengagumi sosok Oki Setiana dewi, ia adalah wanita yang benar-benar menyukai membaca. Banyak sekali buku yang sudah ia baca, karena banyak hal yang bisa kita dapat dari membaca dan belajar. Semakin banyak belajar maka kita akan semakin merasa bodoh, karena begitu banyak hal yang belum kita ketahui, dan ilmu-ilmu Allah itu terlalu luas, maka tidak ada alasan untuk berhenti belajar.
Sisi lain yang saya lihat dari beliau, walaupun beliau memiliki kesibukan yang luar biasa saat menempuh pendidikannya di Universitas Indonesia, namun itu tak menganggu akademik di kampus sama sekali, bahkan ia selalu meraih IP yang hampir sempurna disetiap semesternya. Subhanallah, sungguh luar biasa sosok OSD ini. Beliau banyak sekali memberikan pesan kepada para muslimah untuk terus berprestasi, terus menebarkan kebaikan, terus belajar, tidak menyia-nyiakan waktu, dan tetap ber isqtiqomah. Inilah yang membuat saya menjadi tergugah dan terinspirasi olehnya. Beliau selalu menulis mimpi-mimpinya disebuah buku mimpi, dari kecil beliau selalu ingin menjadi yang terbaik. Beliau selalu menulis apa yang beliau inginkan, mimpi-mimpi jangka pendek maupun jangka panjang, dan bagaimana cara meraih mimpi-mimpi itu. Ternyata pada akhirnya, mimpi-mimpi beliau benar-benat terwujud, subhanallah.
Seperti yang sudah saya bilang diawal, bahwa beliau merupakan sosok wanita yang sangat luar biasa. Pesan-pesan dan motivasi beliau benar-benar telah menginspirasi saya. Setelah melihat dan membaca mengenai kisah-kisah hidupnya dan keseharian yang beliau lakukan, saya menjadi semakin termotivasi lagi untuk menggapai mimpi-mimpi saya ini. Saya akan terus selalu berusaha dan berdoa seperti apa yang dilakukan oleh Ukhti Oki Setiana Dewi. Beliau telah membuktikan kepada kita semua bahwa kekuatan mimpi-mimpi yang tadinya hanya sebuah coretan tak bermakna didalam buku mimpinya kini semua itu bisa terwujud dan menjadi sebuah kenyataan. Selama niat kita baik dan tetap berada dijalanNya, insyaallah Allah akan meridhoi niat baik dan mimpi-mimpi kita ini. Belajarlah dari kisah Oki Setana Dewi ini.

My New Family in ESQ Business School

2013....
Status berubah...
dari Siswa kini menjadi Mahasiswa...
dari remaja kini menjadi lebih dewasa...
dari SMA kini menuju kampus yang luar biasa...
Kampus yang sangat membuat saya nyaman bahkan sangat nyaman.

ALhamdulillahirobblil'alamin...
Allah mentakdirkan saya untuk berkuliah ditempat yang istimewa ini...
"ESQ Business School"
Sebuah kampus yang tidak hanya mengajari saya secara Intelektual..
Namun juga secara Emosional dan Spiritual... *Subhanallah
Kampus yang mengedepankan Pendidikan Karakter ( Character Building ) dan Etika/Moral..
juga kampus yang berada disebuah gedung dimana dipuncak menaranya bertuliskan ALLAH :D *Subhanallah
Disinilah ESQ Business School berada :D
dilantai 18 dan 19 Menara 165 ESQ........




Rasa syukur tiada henti...
Saya ucapkan kepada Allah SWT...
Anugerah terindah dan terbesar yang saya alami dan dapatkan saat ini...
sebuah kampus yang benar-benar luar biasa...
ESQ Business School, satu satunya kampus di Indonesia bahkan di dunia yang mengutamakan Pendidikan dan Pembangunan Karakter disamping Intelektualitas, serta menggunakan kurikulum berstandar internasional.
Kampusnya pun dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang bagus serta modern.







Namun.... ada satu hal yang membuat saya benar-benar merasa nyaman di kampus ini...
Merekalah teman-teman seperjuangan saya, mahasiswa angkatan pertama ESQ Business School...
Generasi Emas pertama..... :'D


Jumlah kami yang tak banyak, membuat kami cepat saling mengenal satu sama lain dan menjadi akrab...
Mereka semua, benar-benar teman yang luar biasa...
Bukan hanya sekedar teman...
Saya sudah merasa dan menganggap bahwa mereka adalah keluarga baru saya disini, di Jakarta... kota tempat dimana saya merantau untuk menuntut ilmu...
saya sangat bersyukur memiliki teman-teman seperti mereka semua :D
teman-teman yang baik dan mengerti temannya, teman-teman yang pintar dan mengajari teman-teman lainnya, teman-teman yang peduli terhadap teman lainnya, dan teman-teman yang saling mengisi atau melengkapi kekurangan temannya satu sama lain, padahal kami semua belum lama berteman dan bersama di ESQ Business School ini.
Namun... kita semua benar-benar sudah merasa seperti satu keluarga...


Awal pertemuan kami ketika OSPEK tanggal 2 September 2013

Makrab Mahasiswa ESQ Business School tanggal 6 Oktober

Kami ketika Trainning tanggal 6-7 September 2013

Training Out Boand di Puncak tanggal 8 September 2013
~The best moment :D tidak akan pernah terlupakan~

Kami ( Mahasiswa ESQ BS ) makan siang bersama Pak Ary dan Para Dosen

Keseruan kami, saat Out Boand di Puncak



 
Welcoming Reception Angkatan pertama ESQ Business School di Granada Menara ESQ 165


21 Mahasiswa ESQ BS jurusan Sistem Informasi Bisinis

My New Family XD

Kami memiliki satu Visi bersama disini... yaitu mewujudkan Indonesia Emas...
Menguatkan tali kekeluargaan dan persaudaraan..
sama-sama berjuang untuk mencapai SATU VISI itu...
saling tolong menolong...
saling ingat mengingatkan...
saling bantu membantu...
Mereka, saya, bahkan kami semua... angkatan pertama ESQ Business School..
akan berjuang dan berusaha bersama-sama..
untuk mewujudkan VISI kami ini...
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM...
Semoga Allah SWT Meridhoi setiap langkah kami..
Aamiin....

Ketekunan dan Kesungguhan From "Melukis Hati"

Kita harus mengetahui bahwa ketekunan merupakan satu hal yang penting dalam mengerjakan sesuatu, agar hasilnya sempurna dan tidak asal asalan. Pasti setiap orang pun ingin mendapat hasil yang maksimal bukan malahan mengharap hasil yang minimal. Kita sering kali terjebak dengan lebih melihat kuantitas dibandingkan dengan kualitas. Ketekunan dianalogikan seperti kita makan dengan nasi disertai dengan beragam lauk pauk dan sayur. sedangkan kerja seadanya atau apa adanya seperti makan nasi dengan porsi besar cuma ditambah gambar. Kita bisa membedakan mana yang gizinya banyak dan mana yang tidak. Mana yang cuman mengenyangkan dan mana yang benar-benar diperlukan tubuh kita.

Sedikit saja orang memahami, sebagian orang tidak mencoba untuk menjalani atau mengerjakan sebuah pekerjaan dengan ketekunan. Banyak sekali contohnya, orang yang pandai itu bukan pembawaan lahir melainkan karena salah satu sikap yang dimilikinya yaitu ketekunan dalam belajar. Demikian juha dengan harga diri serta kemuliaan diri kita, sedikit saja orang yang menyadarinya bahwa kedua hal tersebut seringkali tidak berasal dari apa yang kita sandang hari ini. Tapi apa yang kita sandang, apa yang kita kerjakan selama ini, dari dulu hingga sekarang. Ketekunan merupakan sebuah jalan panjang yang tidak mudah untuk dipijak. Namun kita harus ingat sabda Rosul :
"Sesunggunya Allah itu sangat mencintai hamba-hambaNya yang apabila mereka mengerjakan sesuatu, mereka kerjakan dengan tekun dan sungguh-sungguh."

Kita butuh kesabaran. Kita butuh waktu yang lumayan untuk melewatinya. Kadangkala titian itu penuh duri. Seringkali titian itu licin membuat kita terpelincir, membuat kita jatuh, membuat kita merasakan sakit yang benar-benar menyakitkan. Bukan hanya sakit yang kita dapatkan ketika melewati jalan ketekunan tetapi juga kebahagian meski hadirnya diakhir jalan. Jalan ketekunan juga sebagai saringan yang menentukan bagi siapa saja yang hendak mendapat hasil maksimal. Di ujung jalan tentunya pasti ada sesuatu yang menunnggu siapa saja yang menekuni jalan itu.

Meskipun saja hari ini kita memiliki segalanya entah itu kekayaan yang melimpah, pendidikan yang tinggi, jabatan yang strategis, menjadi orang yang cukup terkenal dan terpandang. Tetapi benarkah semua itu berharga jika hati kita sekarang ini kasar dan kusam seperti emas tanpa ditempa ? masihkah semuanya berharga sedangkan cara untuk mendapatkannya instan ? tidak membutuhkan kerja keras berkah hasil merampas yang sedikitpun kita tidak ada hak didalamnya. Kita sering terjebak dalam menilai kehidupan yang bermakna adalah dengan pencapaian atau hasilnya. Padahal jauh dari itu Allah tidak terlalu menilai hasilnya namun ketekunan dalam melakukan pekerjaan dengan sungguh sungguh lah yang akan mendapat  nilai lebih. Tentunya hasil juga akan berbanding lurus dengan ketekunan yang kita usahakan. Berbanding lurus juga dengan ketekunan yang kita lakukan berulang-ulang.

Untuk mencoba tekun itu mudah jika saja untuk sekali waktu, tapi yang luar biasa adalah untuk mencoba tekun setiap saat. Ketekunan yang berkonsistenlah yang akan benar-benar menghasilkan yang maksimal. Kita harus sering bertanya kepada diri kita. Sudah benarkah cara kita mendapatkan sesuatu yang kita inginkan menggunakan ketekunan ??? bukan cara yang instan atau seadanya tapi hasilnya luar biasa adanya ?.

Kita harus yakin untuk bisa melihat pemandangan yang INDAH dipuncak gunung, diperlukan perjuangan yang besar. Kita harus mendaki gunung itu, kita harus melangkah ribuan langkah. Kita harus membawa perlengkapan yang berat, yang membebani kita. Belum lagi penuh batu dan duri. ditambah mungkin resiko ada binatang hutan, bahkan binatang buas. Tapi semuanya akan terasa INDAH, bahkan kita melupakan perjuangan kita jika kita sudah benar ada di puncak gunung. Tidak ada lagi perjuangan keras, yang ada dan yang tersisa hanya kenikmatan menikmati suasana yang luar biasa dan sulit untuk ditemukan.

Sebuah refleksi bagi kita bagaimana untuk mencari sesuatu tentunya kita harus mencarinya. Bagaimana untuk mendapat hasil yang maksimal diperlukan juga kerja yang maksimal. Kita tidak akan mendapat hasil yang total jika kerja kita tidak totalitas.

Referensi : Buku Melukis Hati karya AFANDI