pas baca artikel dibawah ini, saya baru tahu bahwa saya memang termasuk dalam kategori orang yang salah kaprah dalam mengucapkan Subhanallah..
Biasanya kalau saya mendengar,membaca atau menyaksikan sesuatu yang membuat saya takjub, spontan saya selalu mengucapkan Subhanallah... padahal seharusnya saya mengucapkan Masyaallah.. :(
Apa temen temen juga sama seperti saya ?? kalau Iya.. saya anjurkan temen-temen baca Artikel dibawah ini ^^biar temen-temen bisa tahu alasan dari salah kaprah ini ^^
Bismillah... mudah-mudah an gak pada salah kaprah lagi yahh :D
Selama ini kita suka “tertukar” mengucapkan kata Subhanallah (Mahasuci
Allah) dan Masya Allah (Itu kehendak Allah). Kalau kita takjub,
kagum, atau mendengar hal baik dan melihat hal indah, biasanya kita
mengatakan Subhanallah sebagai bentuk apresiasi. Padahal, seharusnya
mengucapkan Masya Allah, yang bermakna “hal itu terjadi atas kehendak
Allah”
Subhanallah tepatnya digunakan untuk mengungkapkan
“ketidak setujuan atas sesuatu”. Misalnya, begitu mendengar ada kejahatan atau
kemaksiatan, kita katakanSubhanallah (Mahasuci Allah dari keburukan
demikian) selain istighfar.
Masya Allah
Artinya, “Allah telah berkehendak akan hal itu”. Ungkapan kekaguman kepada Allah dan ciptaan-Nya yang indah lagi baik. Menyatakan “semua itu terjadi atas kehendak Allah”.
Artinya, “Allah telah berkehendak akan hal itu”. Ungkapan kekaguman kepada Allah dan ciptaan-Nya yang indah lagi baik. Menyatakan “semua itu terjadi atas kehendak Allah”.
Diucapkan bila seseorang melihat hal yang baik dan
indah. Ekspresi penghargaan sekaligus pengingat bahwa semua itu bisa terjadi
hanya karena kehendak-Nya.
“Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki
kebunmu “Maasya Allah laa quwwata illa billah” (sungguh atas kehendak Allah
semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya
kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan?” (QS.
Al-Kahfi: 39).
Subhan Allah
Saat mendengar atau melihat hal buruk/jelek, ucapkan Subhanallah sebagai penegasan: Allah Mahasuci dari keburukan tersebut.
Saat mendengar atau melihat hal buruk/jelek, ucapkan Subhanallah sebagai penegasan: Allah Mahasuci dari keburukan tersebut.
Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Suatu hari aku berjunub dan
aku melihat Rasulullah Saw berjalan bersama para sahabat, lalu aku menjauhi
mereka dan pulang untuk mandi junub. Setelah itu aku datang menemui Rasulullah
Saw. Beliau bersabd : ‘Wahai Abu Hurairah, mengapakah engkau malah pergi
ketika kami muncul?’ Aku menjawab: ‘Wahai Rasululla , aku kotor (dalam
keadaan junub) dan aku tidak nyaman untuk bertemu kalian dalam keadaan
junub. Rasulullah Saw bersabda:Subhanallah, sesungguhnya mukmin tidak
najis” (HR. Tirmizi). “Sesungguhnya mukmin tidak najis” maksudnya, keadaan
junub jangan menjadi halangan untuk bertemu sesama Muslim.
Dalam Al-Quran, ungkapan Subhanallah digunakan
dalam menyucikan Allah dari hal yang tak pantas (hal buruk), misalnya “Mahasuci
Allah dari mempunyai anak, dari apa yang mereka sifatkan, mereka persekutukan”,
juga digunakan untuk mengungkapkan keberlepasan diri dari hal menjijikkan
semacam syirik (QS. 40-41).
“Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan
mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat: ”Apakah mereka ini
dahulu menyembah kamu?” Malaikat-malaikatitu menjawab: “Mahasuci Engkau.
Engkaulah pelindung kami, bukan mereka: bahkan mereka telah menyembah jin;
kebanyakan mereka beriman kepada jin itu”. (QS. Saba’: 40-41).
“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia. Mahasuci Engkau (dari menciptakan hal yang sia-sia), maka peliharalah
kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran:109).
Kesimpulannya, ungkapan Subhaanallah dianjurkan
setiap kali seseorang melihat sesuatu yang tidak baik, bukan yang baik-baik
atau keindahan. Dengan ucapan itu, kita menegaskan bahwa Allah Swt Mahasuci
dari semua keburukan tersebut. Masya Allah diucapkan bila seseorang
melihat yang indah-indah. Wallahu a’lam.
sumber
0 komentar:
Posting Komentar