Comfort Zone adalah sesuatu yang berbahaya, sesuatu yang mwmbuat
orang terlena dengan keadaan yang sudah terasa nyaman. Ini tentunya akan
menimbulkan kemalasan. Tidak ingin lagi sesuatu yang lebih menantang dan lebih
besar. Sikap seperti inilah yang membuat bangsa kita ada dalam kemiskinan. Banyak
anak muda bermalas-malasan tidak mau bekerja dan hanya bergantung kepada orang
tuanya masing-masing. Sifat kemandirian pun tidak dimiliki sama sekali. Hasilnya
jika orang tua sudah tidak ada, dia tidak akan bisa hidup senyaman saat orang
tua masih ada. Dan ketika mulai berani mandiri, hal ini memerlukan waktu yang
tidak sedikit.
Seseorang
yang sudah terjebak comfort zone akan
memiliki sifat malas. Orang yang malas akan diam dan hilang kepekaannya untuk
memperbaiki dirinya. Bukan kelebihan yang didapat melainkan kekurangan. Kurang motivasi,
kurang semangat, kurang potensi, kurang ilmu, kurang ibadah, dan akhirnya akan
menjadi pesimis menghadapi hidup ini. Akan menjalani hidup apa adanya. Jika berhasil
dia untung, jika gagal dia murung.
Kita itu
harus senantiasa dinamis layaknya air. Bergerak dan jangan diam. Bergerak adalah
tanda kehidupan. Orang yang hidup pasti bergerak, baik itu bernafas, berjalan,
dan melakukan aktivitas yang lainnya. Bergerak itu membuat segalanya menjadi
indah. Jangan siksa diri kita dengan diam. Sebab layaknya air yang diam,
membuat nyamuk-nyamuk bertelur. Penyakitlah yang akan dihasilkan dari nyamuk
itu. Mulai bergerak dari sekarang. Mulailah hidup untuk mandiri dan tidak
bergantung.
“Segeralah beramal
salih sebelum datang 7 perkara, yaitu akankah engkau menanti selain kekafiran
yang melalikan, atau kekayaan yang menyesatkan, atau penyakit yang merusak,
atau umur yang disegerakan, atau dajjal perkara gaib yang ditunggu-tunggu, atau
kiamat. Padahal kiamat adalah peristiwa dahsyat dan mengerikan.” ( HR.
Tarmidzi
Referensi : Buku Melukis Hati karya Alfandi
Terima kasih sudah membaca buku saya (^_^)
BalasHapusBy: Alfandi
sama-sama kak.. bukunya bagus sekali :D
Hapus