Ketekunan dan Kesungguhan From "Melukis Hati"

Kita harus mengetahui bahwa ketekunan merupakan satu hal yang penting dalam mengerjakan sesuatu, agar hasilnya sempurna dan tidak asal asalan. Pasti setiap orang pun ingin mendapat hasil yang maksimal bukan malahan mengharap hasil yang minimal. Kita sering kali terjebak dengan lebih melihat kuantitas dibandingkan dengan kualitas. Ketekunan dianalogikan seperti kita makan dengan nasi disertai dengan beragam lauk pauk dan sayur. sedangkan kerja seadanya atau apa adanya seperti makan nasi dengan porsi besar cuma ditambah gambar. Kita bisa membedakan mana yang gizinya banyak dan mana yang tidak. Mana yang cuman mengenyangkan dan mana yang benar-benar diperlukan tubuh kita.

Sedikit saja orang memahami, sebagian orang tidak mencoba untuk menjalani atau mengerjakan sebuah pekerjaan dengan ketekunan. Banyak sekali contohnya, orang yang pandai itu bukan pembawaan lahir melainkan karena salah satu sikap yang dimilikinya yaitu ketekunan dalam belajar. Demikian juha dengan harga diri serta kemuliaan diri kita, sedikit saja orang yang menyadarinya bahwa kedua hal tersebut seringkali tidak berasal dari apa yang kita sandang hari ini. Tapi apa yang kita sandang, apa yang kita kerjakan selama ini, dari dulu hingga sekarang. Ketekunan merupakan sebuah jalan panjang yang tidak mudah untuk dipijak. Namun kita harus ingat sabda Rosul :
"Sesunggunya Allah itu sangat mencintai hamba-hambaNya yang apabila mereka mengerjakan sesuatu, mereka kerjakan dengan tekun dan sungguh-sungguh."

Kita butuh kesabaran. Kita butuh waktu yang lumayan untuk melewatinya. Kadangkala titian itu penuh duri. Seringkali titian itu licin membuat kita terpelincir, membuat kita jatuh, membuat kita merasakan sakit yang benar-benar menyakitkan. Bukan hanya sakit yang kita dapatkan ketika melewati jalan ketekunan tetapi juga kebahagian meski hadirnya diakhir jalan. Jalan ketekunan juga sebagai saringan yang menentukan bagi siapa saja yang hendak mendapat hasil maksimal. Di ujung jalan tentunya pasti ada sesuatu yang menunnggu siapa saja yang menekuni jalan itu.

Meskipun saja hari ini kita memiliki segalanya entah itu kekayaan yang melimpah, pendidikan yang tinggi, jabatan yang strategis, menjadi orang yang cukup terkenal dan terpandang. Tetapi benarkah semua itu berharga jika hati kita sekarang ini kasar dan kusam seperti emas tanpa ditempa ? masihkah semuanya berharga sedangkan cara untuk mendapatkannya instan ? tidak membutuhkan kerja keras berkah hasil merampas yang sedikitpun kita tidak ada hak didalamnya. Kita sering terjebak dalam menilai kehidupan yang bermakna adalah dengan pencapaian atau hasilnya. Padahal jauh dari itu Allah tidak terlalu menilai hasilnya namun ketekunan dalam melakukan pekerjaan dengan sungguh sungguh lah yang akan mendapat  nilai lebih. Tentunya hasil juga akan berbanding lurus dengan ketekunan yang kita usahakan. Berbanding lurus juga dengan ketekunan yang kita lakukan berulang-ulang.

Untuk mencoba tekun itu mudah jika saja untuk sekali waktu, tapi yang luar biasa adalah untuk mencoba tekun setiap saat. Ketekunan yang berkonsistenlah yang akan benar-benar menghasilkan yang maksimal. Kita harus sering bertanya kepada diri kita. Sudah benarkah cara kita mendapatkan sesuatu yang kita inginkan menggunakan ketekunan ??? bukan cara yang instan atau seadanya tapi hasilnya luar biasa adanya ?.

Kita harus yakin untuk bisa melihat pemandangan yang INDAH dipuncak gunung, diperlukan perjuangan yang besar. Kita harus mendaki gunung itu, kita harus melangkah ribuan langkah. Kita harus membawa perlengkapan yang berat, yang membebani kita. Belum lagi penuh batu dan duri. ditambah mungkin resiko ada binatang hutan, bahkan binatang buas. Tapi semuanya akan terasa INDAH, bahkan kita melupakan perjuangan kita jika kita sudah benar ada di puncak gunung. Tidak ada lagi perjuangan keras, yang ada dan yang tersisa hanya kenikmatan menikmati suasana yang luar biasa dan sulit untuk ditemukan.

Sebuah refleksi bagi kita bagaimana untuk mencari sesuatu tentunya kita harus mencarinya. Bagaimana untuk mendapat hasil yang maksimal diperlukan juga kerja yang maksimal. Kita tidak akan mendapat hasil yang total jika kerja kita tidak totalitas.

Referensi : Buku Melukis Hati karya AFANDI

0 komentar:

Posting Komentar