Kali ini saya akan memberikan bacaan kepada ukhti semua ^^ mengenai "Berjilbab dan Akhlak"
Karena perlu diketahuilah wahai saudari saudari ku ^^ sekarang-sekarang ini banyak sekali tanggapan tanggapan yang tidak enak mengenai muslimah yang mengenakan jilbab.
Sebagian orang yang sepertinya menolak jilbab XD itu sering sekali mengait ngaitkan Jilbab seseorang dengan akhlaknya.... misaaal :
"Percuma pakai jilbab kalau kelakuannya aja kaya gitu"
"Penampilannya aja alim,pakai jilbab.. tapi perilakunya gak banget"
Sebenarnya,berjilbab dengan akhlak atau perilaku memang lah berbeda Ukhti :') malahan tidak ada hubungannya sama sekali
Tidak semuanya akhwat yang berjilbab itu akhlak nya baik,tapi memang sudah sebaiknya.. kita sebagai muslimah yang menjalankan salah satu kewajibannya dengan berjilbab juga dibarengi oleh akhlak yang baik pula.
Untuk lebih lengkapnya mengenai Hubungan berjilbab dan Akhlak..
silahkan baca penjelasan dibawah ini :D
>>>>>>>
Dalam pandangan masyarakat kita, bahwa wanita berjilbab,
adalah wanita yang identik memiliki tatakrama baik, wanita yang santun, yang
kalem, rajin shalat, rajin berderma, sering hadir majlis pengajian dan berbagai
predikat keshalihahan lainnya.
Oke, boleh jadi sebagian besar wanita berkerudung seperti
itu. Sebaliknya, muslimah yang tak berkerudung, meski akhlaknya baik, tentu
saja dipandang tak sebaik muslimah berkerudung, hal yang lumrah dan spontanitas
terlintas dalam benak.
Akibatnya, jika ada kebetulan wanita berjilbab melakukan
sesuatu yang kontradiktif dengan jilbabnya itu, seketika penilaian masyarakat
menjadi njomplang sangat negatif sekali. Dan tentu saja jilbabnya seketika
menjadi objek atas tindakan yang tak sesuai dengan moral pemakai jilbab.
“Jilbaban tapi kok gitu".
Akhirnya, sebagian muslimah yang tidak berjilbab pun,
memilih tetap bertahan pada pilihannya, dengan pikiran sangat sederhana sekali,
daripada aku tidak bisa menjaga sikapku saat mengenakan jilbab, lebih baik aku
tidak mengenakannya sekalian, biarlah aku menjilbabi hatiku terlebih dahulu.
Ntar aja jilbaban kalau udah mau wafat. ( Astagfirullah )
Menjilbabi hati, kalimat yang mendadak populer setelah
boomingnya film ayat-ayat cinta, kalimat yang bisa jadi sudah lama berdengung
tetapi dipopulerkan oleh Rianti Cartwright, ini setahuku.
Sebenarnya, fenomena di atas (pengidentikan jilbab dengan
keshalihahan) adalah kesalahan pemahaman umum (salah kaprah) dalam masyarakat
kita soal hubungan jilbab dengan akhlak. Oke, memang wanita yang shalihah, yang
menjalankan agamanya dengan baik, tentu saja mengaplikasikan segenap perintah
agamanya terhadap dirinya semampu dia, salah satunya adalah berjilbab ini.
Tetapi aku berani mengatakan, bahwa sebenarnya tak ada
hubungan sama sekali antara jilbab dan berakhlak baik. Lhoh kok bisa?
Berjilbab, adalah murni perintah agama yang berhubungan
dengan pribadi muslimah itu. Yakni, jilbab adalah kewajiban baginya dengan
tanpa melihat apakah moralnya baik ataupun buruk. Jadi selama dia muslimah,
maka berjilbab adalah kewajiban.
Tentu saja, jika ada muslimah tak berjilbab, itu pilihan
dia, tetapi tentu sebuah konsekwensi dan merupakan kebijakan, apabila seseorang
tidak menjalankan perintah, maka resikonya adalah sanksi. Dan sanksi syariat
tentu saja adalah dosa.
Memang, bermoral baik adalah tuntutan sosial, di samping
tentu ajaran agama. Akan tetapi semua kewajiban dalam agama, sekaligus
larangan-larangannya, adalah tidak berhubungan dengan akhlak itu. Salah satunya
ya masalah jilbab ini.
So, okelah seorang muslimah bilang, cukup aku jilbabi hati.
Tetapi dia tetap harus mengakui bahwa berjilbab adalah wajib baginya. Siap
tidak siap, baik tidak baik, kewajiban muslimah adalah berjilbab (dalam konteks
bahasa umum, menutup aurat)
Catatan ini tidak menyoroti dan tidak mengangkat soal
pendapat lucu yang menyatakan bahwa jilbab itu tidak wajib sebab hanya budaya
arab. Komentar pendek saja, orang yang bilang seperti ini, tidak memahami
sejarah dan tidak memahami teks syariat itu dengan baik. Argumen
bertele-telenya dengan berusaha melogikakan ayat melalui permainan nahwu, ushul
fiqh, mantiq, hanya membuat bahan tertawaan saja.
Kan ada tuh profesor besar lulusan timur tengah yang juga
berpendapat gitu sehingga anak perempuannya tidak berjilbab. Catat, agama ini
tidak melihat sosok, tidak melihat label seseorang. Meski besarnya pangkat
seseorang itu seperti apa, kalau salah dalam tata cara memandang, maka tetaplah
salah.
Well, kembali pada bahasan awal berhubungan dengan jilbab
dan moral, jadi kalau kita surfing di internet dan kebetulan melewati
judul-judul aneh semacam “jilbab bugil", “berjilbab tapi telanjang",
“Sex jilbab", “skandal bokep gadis jilbab", atau di keseharian kita
menemukan cewek berjilbab tapi bergaulnya dengan lawan jenis sangat Laa Haula
wa laa quwwata illa billah, ngakak-ngakak, meluk-meluk, jalan bergandengan,
bergoncengan, maka jangan terlalu heran, dan cepat-cepat memvonis jilbaban kok
rusak gitu.
Karena sekali lagi, moralitas tak ada hubungan dengan
jilbab, meski tentu saja dituntut dari gadis berjilbab untuk bermoral sesuai
dengan jilbabnya.
Jadi, kesimpulannya, jilbab adalah wajib dikenakan tiap
muslimah yang telah memasuki usia baligh, tanpa melihat apakah moralnya baik
atau jelek. Dan moral adalah sesuatu yang dituntut dalam kehidupan sosial.
Maka, itu yang harus diketahui setiap muslimah terlebih
dahulu. Adapun setelahnya jika dia tidak mengenakan, maka tentu saja berkonsekwensi
dosa dan ada keharusan dari yang lain mengingatkannya untuk mengenakan,
kalaupun tidak mau, yang menasehati bebas tugas. Dan tentu saja sebaliknya,
jika dia mengenakan, maka pahala akan terus mengalir padanya selama jilbab itu
bertengger di kepalanya, sebagai bentuk balasan atas ketaatan menjalankan
perintah.
Soal jilbabnya lebar, kecil, bajunya ketat, longgar, itu bab
menyendiri lagi yang berhubungan dengan tingkat keimanan dan ketakwaan
seseorang.
Tapi ingat, jangan punya pikiran “wah kalau gitu, aku urakan
saja deh, kan dosaku pasti dikurangi pahala jilbab", Kalau yang jenis
seperti ini, sudah tahu begini, justru dosanya berlipat sebab menyalah gunakan
syariat.
Akhir catatan, semoga kita selalu diberi taufiq untuk
kebaikan, dan menjalankan kewajiban agama kita sebaik-baiknya. Amin…
Sumber:
Awy’ A. Qolawun
BERJILBAB, TIDAK ADA HUBUNGAN DENGAN AKHLAK
artikel ini, aq kasih 2 jempol deh! bguss, mdah2an org yg blm brhijab dn stlah mrka mmbca ini mreka lngsung sadar akn berhijab itu wajib bgi stiap kaum muslimah. aamiin
BalasHapusAmin Ya Rabb :)
BalasHapus