Bismillahirrahmanirrahim...
Insyaallah selama bulan Romadhon ini, saya akan lebih sering menyuguhkan
postingan-postingan islami buat Akhi dan Ukhti semua :)
Kali ini, saya berinisiatif untuk menyuguhkan artikel mengenai :
Berta'aruf di Dunia Maya XD
maaf sekali karena artikel masih bersumber dari orang lain
:')
saya masih belum mampu kalau harus menulis sesuatu apalagi
yang berhubungan dengan islam hihi..
Ilmu saya masih amat teramat sedikit :') jadi, saya hanya
bisa memberikan ilmu dan pengetahuannya melalui cara ini.
Silahkan dibaca teman-teman semua :') mudah-mudahan
bermanfaat :D
yooo...
Renungan Buat Ikhwan-Akhwat yang Berta'aruf di Dunia Maya
“Ukhti, aku tertarik ta’aruf sama anti.” Itulah kalimat
yang sering diadukan oleh para akhwat yang penulis kenal. Dalam satu minggu
bisa ada dua tawaran ta’aruf dari ikhwan dunia maya. Berdasarkan curhat para
akhwat, rata-rata si ikhwan tertarik pada akhkwat melalui penilaian komentar
akhwat.
Banyaknya jaringan sosial di dunia maya seperti facebook,
yahoo messenger, dll, menjadikan akhwat dan ikhwan mudah berinteraksi tanpa
batas.
Begitu lembut dan halusnya jebakan dunia maya, tanpa
disadari mudah menggelincirkan diri manusia ke jurang kebinasaan.
Kasus ta’aruf ini sangat memprihatinkan sebenarnya. Seorang
bergelar ikhwan memajang profil islami, tapi serampangan memaknai ta’aruf.
Melihat akhwat yang dinilai bagus kualitas agamanya, langsung berani
mengungkapkan kata ‘ta’aruf’, tanpa perantara.
Jangan memaknai kata “ta’aruf” secara sempit, pelajari dulu
serangkaian tata cara ta’aruf atau kaidah-kaidah yang dibenarkan oleh Islam.
Jika memakai kata ta’aruf untuk bebas berinteraksi dengan lawan jenis, lantas
apa bedanya yang telah mendapat hidayah dengan yang masih jahiliyah? Islam
telah memberi konsep yang jelas dalam tatacara ta’aruf.
Suatu ketika ada sebuah cerita di salah satu situs jejaring
sosial, pasangan akhwat-ikhwan mengatakan sedang ta’aruf, dan untuk menjaga
perasaan masing-masing, digantilah status mereka berdua sebagai pasutri,
sungguh memiriskan hati. Pernah juga ada kisah ikhwan-akhwat yang saling
mengumbar kegenitan di dunia maya, berikut ini petikan obrolannya:
“Assalamualaikum ukhti,” Sapa sang ikhwan.
“‘Wa’alikumsalam akhi,” Balas sang akhwat.
“Subhanallah ukhti, ana kagum dengan kepribadian anti,
seperti Sumayyah, seperti Khaulah binti azwar, bla bla bla bla…” puji ikhwan
tersebut.
Apakah berakhir sampai di sini? Oh no…. Rupanya yang ditemui
ini juga akhwat genit, maka berlanjutlah obrolan tersebut, si ikhwan bertanya
apakah si akhwat sudah punya calon, lantas si akhwat menjawab.
“Alangkah beruntungnya akhwat yang mendapatkan akhi kelak.”
Sang ikhwan pun tidak mau kalah, balas memuji akhwat.
“Subhanallah, sangat beruntung ikhwan yang mendapatkan bidadari dunia seperti
anti.”
....Banyaknya jaringan sosial di dunia maya menjadikan
akhwat dan ikhwan mudah berinteraksi tanpa batas. Ikhwannya membabi buta,
akhwatnya terpedaya....
Owh mengerikan, berlebay-lebay di dunia maya, syaitan tak
mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Lalu tertancaplah rasa, bermekaran di dada
dua sejoli tersebut, yang belum ada ikatan pernikahan.
Dengan bangganya sang ikhwan menaburkan janji-janji manis,
akan mengajak akhwat hidup di planet mars, mengunjungi benua-benua di dunia.
Hingga larutlah keduanya dalam janji-janji lebay.
Ikhwannya membabi buta, akhwatnya terpedaya……a’udzubillah,
bukan begitu ta’aruf yang Rasulullah ajarkan.
Wahai Ikhwan, Jangan Permainkan Ta’aruf!
Muslimah itu mutiara, tidak sembarang orang boleh
menyentuhnya, tidak sembarang orang boleh memandangnya. Jika kalian punya
keinginan untuk menikahinya, carilah cara yang baik yang dibenarkan Islam. Cari
tahu informasi tentang akhwat melalui pihak ketiga yang bisa dipercaya. Jika
maksud ta’arufmu untuk menggenapkan separuh agamamu, silakan saja, tapi
prosesnya jangan keluar dari koridor Islam.
....Wahai ikhwan, relakah jika adikmu dijadikan ajang
coba-coba ta’aruf oleh orang lain? Tentu engkau keberatan bukan?....
Wahai ikhwan, relakah jika adikmu dijadikan ajang coba-coba
ta’aruf oleh orang lain? Tentu engkau keberatan bukan? Jagalahizzah muslimah,
mereka adalah saudaramu. Pasanglah tabir pembatas dalam interaksi dengannya.
Pahamilah, hati wanita itu lembut dan mudah tersentuh, akan timbul guncangan
batin jika jeratan yang kalian tabur tersebut hanya sekedar main-main.
Jagalah hati mereka, jangan banyak memberi harapan atau
menabur simpati yang dapat melunturkan keimanan mereka.
Mereka adalah wanita-wanita pemalu yang ingin meneladani
wanita mulia di awal-awal Islam, biarkan iman mereka bertambah dalam balutan
rasa nyaman dan aman dari gangguan JIL alias Jaringan Ikhwan Lebay.
Wahai Ikhwan,
Ini hanya sekedar nasihat, jangan mudah percaya dengan apa
yang dipresentasikan orang di dunia maya, karena foto dan kata-kata yang tidak
kamu ketahui kejelasan karakter wanita, tidak dapat dijadikan tolak ukur
kesalehahan mereka, hendaklah mengutus orang yang amanah yang membantumu
mencari data dan informasinya.
....luasnya ilmu yang engkau miliki tidak menjadikan engkau
mulia, jika tidak kau imbangi dengan menjaga adab pergaulan dengan lawan
jenis....
Wahai ikhwan, luasnya ilmu yang engkau miliki tidak
menjadikan engkau mulia, jika tidak kau imbangi dengan menjaga adab pergaulan
dengan lawan jenis.
Duhai Akhwat, Jaga Hijabmu!
Duhai akhwat, jaga hijabmu agar tidak runtuh kewibaanmu.
Jangan bangga karena banyaknya ikhwan yang menginginkan taaruf. Karena ta’aruf
yang tidak berdasarkan aturan syar’i, sesungguhnya sama saja si ikhwan
meredahkanmu. Jika ikhwan itu punya niat yang benar dan serius, tentu akan
memakai cara yang Rasulullah ajarkan, dan tidak langsung menembak kalian dengan
caranya sendiri.
Duhai akhwat, terkadang kita harus mengoreksi cara kita
berinteraksi dengan mereka, apakah ada yang salah hingga membuat mereka
tertarik dengan kita? Terlalu lunakkah sikap kita terhadapnya?
Duhai akhwat, sadarilah, orang-orang yang engkau kenal di
dunia maya tidak semua memberikan informasi yang sebenarnya, waspadalah, karena
engkau adalah sebaik-baik wanita yang menggenggam amanah Ilahi. Jangan mudah
terpedaya oleh rayuan orang di dunia maya.
....berhiaslah dengan akhlak islami, jangan mengumbar
kegenitan pada ikhwan yang bukan mahram....
Duhai akhwat, berhiaslah dengan akhlak islami, jangan
mengumbar kegenitan pada ikhwan yang bukan mahram, biarkan apa yang ada di
dirimu menjadi simpanan manis buat suamimu kelak.
Duhai akhwat, ta’aruf yang sesungguhnya haruslah berdasarkan
cara Islam, bukan dengan cara mengumbar rasa sebelum ada akad nikah. [Yulianna
PS/voa-islam.com]
0 komentar:
Posting Komentar