Belajar Memahami Takdir Allah

Sejak seseorang membuka matanya, tak ada satu pun yang dialaminya di dunia ini terjadi dengan sendirinya dan terlepas dari Allah. Segala yang ada secara keseluruhan diciptakan oleh Allah, satu-satunya zat yang memegang kendali alam semesta. Ciptaan Allah bersifat sempurna, tanpa cacat, dan sarat dengan tujuan. Ini adalah takdir yang diciptakan oleh Allah. Seseorang tidak boleh mengotak-ngotakkan peristiwa yang terjadi dengan menamai kebaikan pada sebuah peristiwa dan kejahatan pada peristiwa yang lain. Apa yang menjadi kewajiban seseorang adalah menyadari dan menghargai kesempurnaan dalam setiap peristiwa.
Kita harus percaya bahwa ada kebaikan dalam setiap ketetapan-Nya serta tetap menyadari kenyataan bahwa kebijaksanaan Allah yang tak terbatas ini telah direncanakan untuk sebuah hasil akhir yang paling sempurna. Bahkan mereka yang percaya dan mencari kebaikan dalam segala peristiwa yang menimpa mereka, baik di dunia ini maupun akhirat nanti, mereka akan menjadi bagian dari kebaikan yang abadi.
Hampir di setiap halaman Al-Qur`an, Allah meminta kita untuk memerhatikan hal tersebut. Inilah sebabnya mengapa ketidakmampuan dalam mengingat bahwa segalanya berjalan sesuai dengan takdir itu menjadi sebuah kegagalan yang mengerikan bagi seorang mukmin. Takdir yang dituliskan oleh Allah begitu unik dan dilewati oleh seseorang benar-benar sesuai dengan apa yang telah Allah tetapkan. Orang awam menganggap kepercayaan akan takdir semata-mata hanya merupakan cara untuk “menghibur diri” di saat tertimpa kemalangan. Sebaliknya, seorang mukmin memiliki pemahaman yang benar akan takdir. Ia sepenuhnya menganggap bahwa takdir adalah sebuah rencana Allah yang sempurna yang telah dirancang khusus untuk dirinya.
Takdir adalah rencana tanpa cacat yang dibuat untuk mempersiapkan seseorang untuk sebuah kenikmatan surga. Takdir penuh dengan keberkahan dan maksud Ilahiah. Setiap kesulitan yang dihadapi seorang mukmin di dunia ini akan menjadi sumber kebahagiaan, kesenangan, dan kedamaian yang tak terbatas di kemudian hari.
“Sesungguhnya, setelah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS Al-Insyirah: 5) Ayat ini menarik kita pada kenyataan bahwa di dalam takdir seseorang, kesabaran dan semangat yang ditunjukkan oleh seorang mukmin, telah dituliskan sebelumnya bersama-sama dengan balasannya masing-masing di akhirat.
Sekali waktu mungkin terjadi, seorang mukmin menjadi marah atau khawatir akan terjadinya hal-hal tertentu. Penyebab utama dari kemarahan yang ia rasakan adalah karena ia lupa bahwa semua itu merupakan bagian dari takdirnya dan bahwa takdirnya itu telah diciptakan oleh Allah hanya untuk dirinya sendiri. Walaupun demikian, ia akan merasa nyaman dan tenang ketika ia diingatkan akan tujuan ciptaan Allah.

Karena itulah, seorang mukmin harus belajar untuk terus mengingat bahwa segalanya telah ditetapkan sebelumnya. Ia harus mengingatkan orang lain akan hal ini. Ia harus bersabar saat menghadapi peristiwa-peristiwa yang Allah telah takdirkan untuknya dengan memberikan rasa percayanya kepada Allah dalam jarak waktu yang tak terbatas. Tak lupa, ia harus berusaha menemukan alasan-alasan di balik semua peristiwa tersebut. Jika ia berusaha memahami alasan-alasan ini, dengan seizin Allah, ia akhirnya akan berhasil. Bahkan walaupun ia tidak selalu berhasil menemukan maksud di baliknya, ia masih tetap yakin bahwa ketika sesuatu terjadi, pastilah semua itu demi kebaikan dan maksud tertentu. 

K-Drama Bergenre Time Travels


Saya salah satu penyuka Korean Drama tapi bukan berarti saya Kpop yah :D hihi.
Saya mulai menyukai Drama Drama Korea ini sejak saya SMA ( masih baru baru ini sih ) itu juga karena kebawa mereka ( teman-teman saya dikelas ) yang bener bener pada suka nonton K-Drama.
Drama-drama Korea emang keren-keren sih :D pantes aja banyak yang suka ;)  termasuk saya ini... 
Kelebihan lain nya:
  1. cerita Kdrama berbeda..
  2. Pemain-pemain nya cantik cakep
  3. Genre nya banyaaaak banget... jadi beragam juga ceritanya..
  4. Ada makna dibalik setiap cerita yang terkadang saya baru benar-benar pahami setelah menonton suatu Kdrama.
Ngomong-ngomong soal genre.. jujur saya jadi suka banget sama Drama Korea yang bergenre Time Travel :D kenapa ?? hmm.. unik aja :D serasa jadi penjelajah waktu kalau nonto drama time travels ini, lagian di Indonesia.. saya gak pernah nonton sinetron yang mengangkat genre Time Travel.. aneh juga sih kayaknya kalau ada sinetron Indonesia yang menggunakan genre ini.. nanti pas balik ke masa lalu nya mau balik kemana ? masa ke zaman zaman nya kerajaan yang kaya Tutun Tinular itu..terus nanti ada elang elang nya juga dong :/ aaahh.. ga cocok kayaknya, beda kan kalau Drama Korea yang time travels itu biasa nya balik lagi ke zaman zaman kolosalnya Korea.. dan bangunan kerajaan nya pun masih ada disana.. kalau di Indonesia udah pada gak ada  -_- paling di hutan hutan gitu syutingnya.
Yaa.. sebenernya sih time travel gak harus ke zaman zaman dulu, bisa aja ke masa beberapa tahun lalu.. yang terpenting ada perjalanan waktunya, yang pasti drama time travel ini penuh dengan fantasy ^^

Drama Korea yang Time Travels biasanyaa... gak pernah gak rame ;) contoh saja drama Rooftop Prince, Queen Inhyun's Man, Operation Proposal dan 9 Times Time Travel, Splash splash Love.. ( sudah saya tonton semua ) semua drama itu bener-bener kerennn.. serunya gak main main,ceritanya juga gak main main..
Nih Salah satu K-Drama Time Travels Favorite saya : Queen Inhyun's Man.. sumpah ini drama yang paaaaling saya suka dari semua Drama.. Time Travels nya kerasa banget.. ceritanya juga bener bener bikin saya ternganga-nganga.. dan bahkan nangis sampe sesegukan hehe

Hari ini, saya baru saja menamatkan Drama 9 Times Time Travel.. #DAEBAK banget ceritanya... bener bener penuh Fantasy :D wajib nonton deh buat kalian penyuka K-Drama XD pesan dari drama ini pun dalemm banget :) dan sebenernya... kita bisa mengambil manfaat lhoo dari menonton drama haha yaaaitu dengan memahami pesan yang dimaksud dari dalam cerita drama drama tersebut.. nih misalnya pesan dari drama 9 Times Time Travel :: Ada saatnya rahasia itu tetap menjadi rahasia... paham gak maksudnya ?? hihi 
ya sudahlah.. intinya saya sangat menyukai K-Drama yang bergenre Time Travels.. alasaannya.. sudah jelas.. alur cerita yang anti mainstream dan menghubungkan dua dimensi waktu yang berbeda.. keren aja pokoknya...Time Travels :)

Cerita Islami

Saya dapat sebuah kisah dari suatu blog, kisah ini benar-benar menginspirasi saya untuk senantiasa bersyukur dan bersabar terhadap segala masalah dan cobaan yang Allah berikan.
Dari kisah ini saya belajar bahwa tidak seharusnya saya mengeluh :( tidak seharusnya saya menyerah :( karena sesungguhnya disetiap cobaan yang Allah berikan pasti ada hikmah nya yang tersembunyi. Hadapilah setiap masalah dan cobaan dengan penuh kesabaran dan rasa syukur. Karena biasanya.. kita menjadi sering mengeluh dan menjadi tidak penyabar itu karena kita tak banyak bersyukur.

Saya ingin temen-temen juga membaca kisah nya :)
Mudah-mudah bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah dibawah ini :)
Bismillah...........


>>>>>>>>>>>


Kisah Sabar Yang Paling Mengagumkan

Prof. Dr. Khalid al-Jubair penasehat spesialis bedah jantung dan urat nadi di rumah sakit al-Malik Khalid di Riyadh mengisahkan sebuah kisah pada sebuah seminar dengan tajuk Asbab Mansiah (Sebab-Sebab Yang Terlupakan). Mari sejenak kita merenung bersama, karena dalam kisah tersebut ada nasihat dan pelajaran yang sangat berharga bagi kita.
Sang dokter berkata:
Pada suatu hari -hari Selasa- aku melakukan operasi pada seorang anak berusia 2,5 tahun. Pada hari Rabu, anak tersebut berada di ruang ICU dalam keadaan segar dan sehat.
Pada hari Kamis pukul 11:15 -aku tidak melupakan waktu ini karena pentingnya kejadian tersebut- tiba-tiba salah seorang perawat mengabariku bahwa jantung dan pernafasan anak tersebut berhenti bekerja. Maka akupun pergi dengan cepat kepada anak tersebut, kemudian aku lakukan proses kejut jantung yang berlangsung selama 45 menit. Selama itu jantungnya tidak berfungsi, namun setelah itu Allah Subhanaahu wa Ta’ala menentukan agar jantungnya kembali berfungsi. Kamipun memuji Allah Subhanaahu wa Ta’ala .

Kemudian aku pergi untuk mengabarkan keadaannya kepada keluarganya, sebagaimana anda ketahui betapa sulit mengabarkan keadaan kepada keluarganya jika ternyata keadaannya buruk. Ini adalah hal tersulit yang harus dihadapi oleh seorang dokter. Akan tetapi ini adalah sebuah keharusan. Akupun bertanya tentang ayah si anak, tapi aku tidak mendapatinya. Aku hanya mendapati ibunya, lalu aku katakan kepadanya: “Penyebab berhentinya jantung putramu dari fungsinya adalah akibat pendarahan yang ada pada pangkal tenggorokan dan kami tidak mengetahui penyebabnya. Aku kira otaknya telah mati.”
Coba tebak, kira-kira apa jawaban ibu tersebut?
Apakah dia berteriak? Apakah dia histeris? Apakah dia berkata: “Engkaulah penyebabnya!”
Dia tidak berbicara apapun dari semua itu bahkan dia berkata: “Alhamdulillah.” Kemudian dia meninggalkanku dan pergi.

Sepuluh hari berlalu, mulailah sang anak bergerak-gerak. Kamipun memuji Allah Subhanaahu wa Ta’ala serta menyampaikan kabar gembira sebuah kebaikan yaitu bahwa keadaan otaknya telah berfungsi.
Pada hari ke-12, jantungnya kembali berhenti bekerja disebabkan oleh pendarahan tersebut. Kami pun melakukan proses kejut jantung selama 45 menit, dan jantungnya tidak bergerak. Maka akupun mengatakan kepada ibunya: “Kali ini menurutku tidak ada harapan lagi.” Maka dia berkata: “Alhamdulillah, ya Allah jika dalam kesembuhannya ada kebaikan, maka sembuhkanlah dia wahai Rabbi.”

Maka dengan memuji Allah, jantungnya kembali berfungsi, akan tetapi setelah itu jantung kembali berhenti sampai 6 kali hingga dengan ketentuan Allah Subhanaahu wa Ta’ala spesialis THT berhasil menghentikan pendarahan tersebut, dan jantungnya kembali berfungsi.
Berlalulah sekarang 3,5 bulan, dan anak tersebut dalam keadaan koma, tidak bergerak. Kemudian setiap kali dia mulai bergerak dia terkena semacam pembengkakan bernanah aneh yang besar di kepalanya, yang aku belum pernah melihat semisalnya. Maka kami katakan kepada sang ibu bahwa putra anda akan meninggal. Jika dia bisa selamat dari kegagalan jantung yang berulang-ulang, maka dia tidak akan bisa selamat dengan adanya semacam pembengkakan di kepalanya. Maka sang ibu berkata: “Alhamdilillah.” Kemudian meninggalkanku dan pergi. Setelah itu, kami melakukan usaha untuk merubah keadaan segera dengan melakukan operasi otak dan urat syaraf serta berusaha untuk menyembuhkan sang anak. Tiga minggu kemudian, dengan karunia Allah Subhanaahu wa Ta’ala , dia tersembuhkan dari pembengkakan tersebut, akan tetapi dia belum bergerak.

Dua minggu kemudian, darahnya terkena racun aneh yang menjadikan suhunya 41,2oC. maka kukatakan kepada sang ibu: “Sesungguhnya otak putra ibu berada dalam bahaya besar, saya kira tidak ada harapan sembuh.” Maka dia berkata dengan penuh kesabaran dan keyakinan: “Alhamdulillah, ya Allah, jika pada kesembuhannya terdapat kebaikan, maka sembuhkanlah dia.”
Setelah aku kabarkan kepada ibu anak tersebut tentang keadaan putranya yang terbaring di atas ranjang nomor 5, aku pergi ke pasien lain yang terbaring di ranjang nomor 6 untuk menganalisanya. Tiba-tiba ibu pasien nomor 6 tersebut menagis histeris seraya berkata: “Wahai dokter, kemari, wahai dokter suhu badannya 37,6o, dia akan mati, dia akan mati.” Maka kukatakan kepadanya dengan penuh heran: “Lihatlah ibu anak yang terbaring di ranjang no 5, suhu badannya 41o lebih sementara dia bersabar dan memuji Allah.” Maka berkatalah ibu pasien no. 6 tentang ibu tersebut: “Wanita itu tidak waras dan tidak sadar.”
Maka aku mengingat sebuah hadits Rasulullah Sholallohu ‘alaihi wa sallam yang indah lagi agung:
(Ø·ُÙˆْبَÙ‰ Ù„ِÙ„ْغُرَبَاِØ¡) “Beruntunglah orang-orang yang asing.” Sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, akan tetapi keduanya menggoncangkan ummat. Selama 23 tahun bekerja di rumah sakit aku belum pernah melihat dalam hidupku orang sabar seperti ibu ini kecuali dua orang saja.
Selang beberapa waktu setelah itu ia mengalami gagal ginjal, maka kami katakan kepada sang ibu: “Tidak ada harapan kali ini, dia tidak akan selamat.” Maka dia menjawab dengan sabar dan bertawakkal kepada Allah: “Alhamdulillah.” Seraya meninggalkanku seperti biasa dan pergi.

Sekarang kami memasuki minggu terakhir dari bulan keempat, dan anak tersebut telah tersembuhkan dari keracunan. Kemudian saat memasuki pada bulan kelima, dia terserang penyakit aneh yang aku belum pernah melihatnya selama hidupku, radang ganas pada selaput pembungkus jantung di sekitar dada yang mencakup tulang-tulang dada dan seluruh daerah di sekitarnya. Dimana keadaan ini memaksaku untuk membuka dadanya dan terpaksa menjadikan jantungnya dalam keadaan terbuka. Sekiranya kami mengganti alat bantu, anda akan melihat jantungnya berdenyut di hadapan anda..
Saat kondisi anak tersebut sampai pada tingkatan ini aku berkata kepada sang ibu: “Sudah, yang ini tidak mungkin disembuhkan lagi, aku tidak berharap. Keadaannya semakin gawat.” Diapun berkata: “Alhamdulillah.” Sebagaimana kebiasaannya, tanpa berkata apapun selainnya.
Kemudian berlalulah 6,5 bulan, anak tersebut keluar dari ruang operasi dalam keadaan tidak berbicara, melihat, mendengar, bergerak dan tertawa. Sementara dadanya dalam keadaan terbuka yang memungkinkan bagi anda untuk melihat jantungnya berdenyut di hadapan anda, dan ibunyalah yang membantu mengganti alat-alat bantu di jantung putranya dengan penuh sabar dan berharap pahala.

Apakah anda tahu apa yang terjadi setelah itu?
Sebelum kukabarkan kepada anda, apakah yang anda kira dari keselamatan anak tersebut yang telah melalui segala macam ujian berat, hal gawat, rasa sakit dan beberapa penyakit yang aneh dan kompleks? Menurut anda kira-kira apa yang akan dilakukan oleh sang ibu yang sabar terhadap sang putra di hadapannya yang berada di ambang kubur itu? Kondisi yang dia tidak punya kuasa apa-apa kecuali hanya berdo’a, dan merendahkan diri kepada Allah Subhanaahu wa Ta’ala ?

Tahukah anda apa yang terjadi terhadap anak yang mungkin bagi anda untuk melihat jantungnya berdenyut di hadapan anda 2,5 bulan kemudian?
Anak tersebut telah sembuh sempurna dengan rahmat Allah Subhanaahu wa Ta’ala sebagai balasan bagi sang ibu yang shalihah tersebut. Sekarang anak tersebut telah berlari dan dapat menyalip ibunya dengan kedua kakinya, seakan-akan tidak ada sesuatupun yang pernah menimpanya. Dia telah kembali seperti sedia kala, dalam keadaan sembuh dan sehat.

Kisah ini tidaklah berhenti sampai di sini, Apa Yang Membuatku Menangis Bukanlah Ini, Yang Membuatku Menangis Adalah Apa Yang Terjadi Kemudian:
Satu setengah tahun setelah anak tersebut keluar dari rumah sakit, salah seorang kawan di bagian operasi mengabarkan kepadaku bahwa ada seorang laki-laki berserta istri bersama dua orang anak ingin melihat anda. Maka kukatakan kepadanya: “Siapakah mereka?” Dia menjawab, “tidak mengenal mereka.”
Akupun pergi untuk melihat mereka, ternyata mereka adalah ayah dan ibu dari anak yang dulu kami operasi. Umurnya sekarang 5 tahun seperti bunga dalam keadaan sehat, seakan-akan tidak pernah terkena apapun, dan juga bersama mereka seorang bayi berumur 4 bulan.
Aku menyambut mereka, dan bertanya kepada sang ayah dengan canda tentang bayi baru yang digendong oleh ibunya, apakah dia anak yang ke-13 atau 14? Diapun melihat kepadaku dengan senyuman aneh, kemudian dia berkata: “Ini adalah anak yang kedua, sedang anak pertama adalah anak yang dulu anda operasi, dia adalah anak pertama yang datang kepada kami setelah 17 tahun mandul. Setelah kami diberi rizki dengannya, dia tertimpa penyakit seperti yang telah anda ketahui sendiri.”

Aku tidak mampu menguasai jiwaku, kedua mataku penuh dengan air mata. Tanpa sadar aku menyeret laki-laki tersebut dengan tangannya kemudian aku masukkan ke dalam ruanganku dan bertanya tentang istrinya. Kukatakan kepadanya: “Siapakah istrimu yang mampu bersabar dengan penuh kesabaran atas putranya yang baru datang setelah 17 tahun mandul? Haruslah hatinya bukan hati yang gersang, bahkan hati yang subur dengan keimanan terhadap Allah Subhanaahu wa Ta’ala .”
Tahukah anda apa yang dia katakan?
Diamlah bersamaku wahai saudara-saudariku, terutama kepada anda wahai saudari-saudari yang mulia, cukuplah anda bisa berbangga pada zaman ini ada seorang wanita muslimah yang seperti dia.
Sang suami berkata: “Aku menikahi wanita tersebut 19 tahun yang lalu, sejak masa itu dia tidak pernah meninggalkan shalat malam kecuali dengan udzur syar’i. Aku tidak pernah menyaksikannya berghibah (menggunjing), namimah (adu domba), tidak juga dusta. Jika aku keluar dari rumah atau aku pulang ke rumah, dia membukakan pintu untukku, mendo’akanku, menyambutku, serta melakukan tugas-tugasnya dengan segenap kecintaan, tanggung jawab, akhlak dan kasih sayang.”
Sang suami menyempurnakan ceritanya dengan berkata: “Wahai dokter, dengan segenap akhlak dan kasih sayang yang dia berikan kepadaku, aku tidak mampu untuk membuka satu mataku terhadapnya karena malu.” Maka kukatakan kepadanya: “Wanita seperti dia berhak mendapatkan perlakuan darimu seperti itu.” Kisah selesai.

Hati-hati Salah Kaprah Pengucapan "Subhanallah"

Huahhh T_T
pas baca artikel dibawah ini, saya baru tahu bahwa saya memang termasuk dalam kategori orang yang salah kaprah dalam mengucapkan Subhanallah..
Biasanya kalau saya mendengar,membaca atau menyaksikan sesuatu yang membuat saya takjub, spontan saya selalu mengucapkan Subhanallah...  padahal seharusnya saya mengucapkan Masyaallah.. :(
Apa temen temen juga sama seperti saya ?? kalau Iya.. saya anjurkan temen-temen baca Artikel dibawah ini ^^biar temen-temen bisa tahu alasan dari salah kaprah ini ^^
Bismillah... mudah-mudah an gak pada salah kaprah lagi yahh :D

Selama ini kita suka “tertukar” mengucapkan kata Subhanallah (Mahasuci Allah) dan Masya Allah (Itu kehendak Allah). Kalau kita takjub, kagum, atau mendengar hal baik dan melihat hal indah, biasanya kita mengatakan Subhanallah sebagai bentuk apresiasi. Padahal, seharusnya mengucapkan Masya Allah, yang bermakna “hal itu terjadi atas kehendak Allah”
Subhanallah tepatnya digunakan untuk mengungkapkan “ketidak setujuan atas sesuatu”. Misalnya, begitu mendengar ada kejahatan atau kemaksiatan, kita katakanSubhanallah (Mahasuci Allah dari keburukan demikian) selain istighfar.
Masya Allah
Artinya, “Allah telah berkehendak akan hal itu”. Ungkapan kekaguman kepada Allah dan ciptaan-Nya yang indah lagi baik. Menyatakan “semua itu terjadi atas kehendak Allah”.
Diucapkan bila seseorang melihat hal yang baik dan indah. Ekspresi penghargaan sekaligus pengingat bahwa semua itu bisa terjadi hanya karena kehendak-Nya.
“Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu “Maasya Allah laa quwwata illa billah” (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan?” (QS. Al-Kahfi: 39).
Subhan Allah
Saat mendengar atau  melihat hal buruk/jelek, ucapkan Subhanallah sebagai penegasan: Allah Mahasuci dari keburukan tersebut.
Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Suatu hari aku berjunub dan aku melihat Rasulullah Saw berjalan bersama para sahabat, lalu aku menjauhi mereka dan pulang untuk mandi junub. Setelah itu aku datang menemui Rasulullah Saw. Beliau bersabd : ‘Wahai Abu Hurairah, mengapakah engkau malah pergi ketika kami muncul?’ Aku menjawab: ‘Wahai Rasululla , aku kotor (dalam keadaan junub) dan aku tidak nyaman untuk bertemu kalian dalam keadaan junub.  Rasulullah Saw bersabda:Subhanallah, sesungguhnya mukmin tidak najis” (HR. Tirmizi). “Sesungguhnya mukmin tidak najis” maksudnya, keadaan junub jangan menjadi halangan untuk bertemu sesama Muslim.
Dalam Al-Quran, ungkapan Subhanallah digunakan dalam menyucikan Allah dari hal yang tak pantas (hal buruk), misalnya “Mahasuci Allah dari mempunyai anak, dari apa yang mereka sifatkan, mereka persekutukan”, juga digunakan untuk mengungkapkan keberlepasan diri dari hal menjijikkan semacam syirik (QS. 40-41).
“Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat: ”Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?” Malaikat-malaikatitu menjawab: “Mahasuci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka: bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu”. (QS. Saba’: 40-41).
“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau (dari menciptakan hal yang sia-sia), maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran:109).
Kesimpulannya, ungkapan Subhaanallah dianjurkan setiap kali seseorang melihat sesuatu yang tidak baik, bukan yang baik-baik atau keindahan. Dengan ucapan itu, kita menegaskan bahwa Allah Swt Mahasuci dari semua keburukan tersebut. Masya Allah  diucapkan bila seseorang melihat yang indah-indah.  Wallahu a’lam.

sumber

Strawberry : Berhenti Berharap Pada Yang Tak Peduli

Berharap untuk memiliki seseorang yang tidak mungkin kita miliki..
Adalah sebuah harapan penuh kesia-siaan.

Mencintai seseorang yang sudah tidak mencintai kita
Adalah sebuah ketersiksaan.

Berharap seseorang yang sudah tidak peduli kepada kita
Adalah sebuah penantian yang tidak berguna.

Memikirkan seseorang yang tidak mau mengerti perasaan kita
Hanyalah menghabiskan banyak waktu terbuang percuma

Ada baiknya....

Segeralah berusaha untuk melupakan itu semua..
Tak perlu kita larut terlalu lama dalam kesia-siaan.

Karena jika tidak..
Hati kitalah yang akan mengalami ketersiksaan.

Tetaplah melangkah ke depan
Jangan biarkan hidup kita sia-sia
Karena disana masa depan telah menunggu kita
Masa depan yang insyaallah ceria dan penuh bahagia.

Batasan pergaulan Pria dan Wanita

Sebagai seorang muslim, sudah seharusnya kita saling mengingatkan :')
terlebih mengingatkan saudara saudari kita dalam kasus yang akan saya bahas sekarang ini, kasus ini pasti selalu melanda para ABG ABG,Remaja-remaja dan pemuda pemudi muslimin semua :')
Oleh karena itu, saya mencoba untuk memberikan artikel mengenai ini, mudah mudah an kalian yang membaca.... tergugah hatinya untuk senantiasa menjaga diri dari lawan jenis nya :') Bergaul ? tentu saja boleh :) tapi dalam islam semua itu ada batas batas nya.. Ingat... dalam Islam semua itu ada aturannya, termasuk aturan dalam Pergaulan antara Pria dan Wanita.. antara Ikhwan dan Akhwat :)
Kalian muslim kan?? coba belajar dari sekarang untuk senantiasa menjaga diri dari hal hal yang Islam sendiri melarangnya.
yooo..dibaca yaa artikelnya :')
Bismillahirrahmanirrahim......

Islam menetapkan beberapa kriteria syar’i pergaulan antara laki-laki dan perempuan untuk menjaga kehormatan, melindungi harga diri dan kesuciannya. Kriteria syar’i itu juga berfungsi untuk mencegah perzinahan dan sebagai tindakan prefentif terjadinya kerusakan massal.

Di antaranya, Islam mengharamkan ikhtilath (bercampur laki-laki dan perempuan dalam satu tempat) dan kholwat (berduaan saja antara laki-laki dan perempuan), memerintahkan adanya sutroh (pembatas) yang syar’i dan menundukkan pandangan, meminimalisir pembicaraan dengan lawan jenis sesuai dengan kebutuhan, tidak memerdukukan dan menghaluskan perkataan ketika bercakap dengan mereka, dan keriteria lainnya.

Perkara-perkara ini, menjadi kaidah yang penting untuk kebaikan semuanya. Tidak seperti ocehan para penyeru ikhtilath, sesunguhnya perkara ini berbeda antara satu dengan lainnya, atau satu kebudayaan dengan lainnya, dan pengakuan lainnya yang tidak sesuai dengan kenyataan dan realita.

Interaksi dan komunikasi antara laki-laki dan perempuan sebenarnya boleh-boleh saja, dengan syarat wanitanya tetap mengenakan hijabnya, tidak memerdukan suaranya, dan tidak berbicara di luar kebutuhan. Adapun jika wanitanya tidak menutup diri serta melembutkan suaranya, mendayu-dayukannya, bercanda, bergurau, atau perbuatan lain yang tidak layak, maka diharamkan. Bahkan bisa menjadi pintu bencana, kuburan penyesalan, dan menjadi penyebab terjadinya banyak kerusakan dan keburukan.

Berhati-hatilah, karena syetan terkadang menipu seseorang dengan merasa agamanya kuat tidak terpengaruh dengan percakapan itu. Padahal dia sedang terjerumus pada jerat kebinasaan dan berada di atas jalan kesesatan. Realita adalah saksi terbaik. Betapa banyak orang menentang petunjuk Nabi SAW dengan melanggar larangannya akhirnya ia tercampak di lembah kehinaan dan kenistaan.

Barangsiapa yang tidak memiliki hajat untuk berinteraksi dengan lawan jenis, maka menjauhinya itu jauh lebih baik dan selamat. Jika ada kebutuhan, wajib bagi semua kaum muslimin untuk menetapi ketentuan syar’i, diantaranya:

Ghodhdhul Bashor (menundukkan pandangan) berdasarkan firman Alloh Ta’ala: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat,” (QS An-Nuur:30).
Tidak berduaan dengan wanita asing (bukan mahrom dan bukan istrinya). Dalam Shohih al-Bukhori, dari Ibnu Abbas RA, Nabi SAW bersabda: “Tidak boleh seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali dia (wanita tadi) ditemani mahramnya”.
Berusaha agar tidak ikhtilath dengan gadis yang bisa menyebabkan fitnah. Dari Abu Sa’id bin Musayyab al-Khudri RA, bahwa Rosululloh SAW bersabda: “Sesungguhnya dunia itu manis dan indah. Alloh menjadikan kalian berkuasa atasnya, untuk melihat apa yang kalian perbuat. Bertaqwalah (takutlah) terhadap dunia dan wanita,” (HR Muslim).
Dalam Shohihain, dari Usamah, Rosululloh SAW bersabda: “Tidaklah aku tinggalkan suatu fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada fitnah wanita".
Tidak bersalaman dengan wanita yang bukan mahrom, karena diharamkan. Dalam Al-Mu’jam Al-Kabir milik Imam Ath-Thabroni, dari Ma’qil bin Yasar berkata, Rosululloh SAW bersabda: “Andaikata kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya".
Alloh telah memerintahkan beberapa adab yang agung kepada para istri Nabi SAW dan segenap wanita umat ini masuk di dalamnya. “Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik,” (QS Al-Ahzab: 32).

Dalam ayat itu, Allah Ta’ala mengabarkan bahwa hati yang sakit tidak bisa bertahan dan bersabar diri dari sebab kecil yang mengundang keharaman, walau hanya suara yang halus dan lembut. Karena sudah menjadi sarana keharaman maka dilarang, mereka diwajibkan untuk tidak melembutkan perkataan ketika berbicara dengan laki-laki. Karena sarana memiliki hukum seperti tujuan atau asalnya.




Edisi Romadhon : Khusus Akhwat dan Ikhwan yang Berta'aruf di Dunia Maya

Bismillahirrahmanirrahim...

Insyaallah selama bulan Romadhon ini, saya akan lebih sering menyuguhkan postingan-postingan islami buat Akhi dan Ukhti semua :)


Kali ini, saya berinisiatif untuk menyuguhkan artikel mengenai :

Berta'aruf di Dunia Maya XD
maaf sekali karena artikel masih bersumber dari orang lain :')
saya masih belum mampu kalau harus menulis sesuatu apalagi yang berhubungan dengan  islam hihi..
Ilmu saya masih amat teramat sedikit :') jadi, saya hanya bisa memberikan ilmu dan pengetahuannya melalui cara ini.
Silahkan dibaca teman-teman semua :') mudah-mudahan bermanfaat :D

yooo...

Renungan Buat Ikhwan-Akhwat yang Berta'aruf di Dunia Maya
“Ukhti, aku tertarik ta’aruf sama anti.” Itulah kalimat yang sering diadukan oleh para akhwat yang penulis kenal. Dalam satu minggu bisa ada dua tawaran ta’aruf dari ikhwan dunia maya. Berdasarkan curhat para akhwat, rata-rata si ikhwan tertarik pada akhkwat melalui penilaian komentar akhwat.
Banyaknya jaringan sosial di dunia maya seperti facebook, yahoo messenger, dll, menjadikan akhwat dan ikhwan mudah berinteraksi tanpa batas.
Begitu lembut dan halusnya jebakan dunia maya, tanpa disadari mudah menggelincirkan diri manusia ke jurang kebinasaan.
Kasus ta’aruf ini sangat memprihatinkan sebenarnya. Seorang bergelar ikhwan memajang profil islami, tapi serampangan memaknai ta’aruf. Melihat akhwat yang dinilai bagus kualitas agamanya, langsung berani mengungkapkan kata ‘ta’aruf’, tanpa perantara.
Jangan memaknai kata “ta’aruf” secara sempit, pelajari dulu serangkaian tata cara ta’aruf atau kaidah-kaidah yang dibenarkan oleh Islam. Jika memakai kata ta’aruf untuk bebas berinteraksi dengan lawan jenis, lantas apa bedanya yang telah mendapat hidayah dengan yang masih jahiliyah? Islam telah memberi konsep yang jelas dalam tatacara ta’aruf.
Suatu ketika ada sebuah cerita di salah satu situs jejaring sosial, pasangan akhwat-ikhwan mengatakan sedang ta’aruf, dan untuk menjaga perasaan masing-masing, digantilah status mereka berdua sebagai pasutri, sungguh memiriskan hati. Pernah juga ada kisah ikhwan-akhwat yang saling mengumbar kegenitan di dunia maya, berikut ini petikan obrolannya:
“Assalamualaikum ukhti,” Sapa sang ikhwan.
“‘Wa’alikumsalam akhi,” Balas sang akhwat.
“Subhanallah ukhti, ana kagum dengan kepribadian anti, seperti Sumayyah, seperti Khaulah binti azwar, bla bla bla bla…” puji ikhwan tersebut.
Apakah berakhir sampai di sini? Oh no…. Rupanya yang ditemui ini juga akhwat genit, maka berlanjutlah obrolan tersebut, si ikhwan bertanya apakah si akhwat sudah punya calon, lantas si akhwat menjawab.
“Alangkah beruntungnya akhwat yang mendapatkan akhi kelak.”
Sang ikhwan pun tidak mau kalah, balas memuji akhwat. “Subhanallah, sangat beruntung ikhwan yang mendapatkan bidadari dunia seperti anti.”
....Banyaknya jaringan sosial di dunia maya menjadikan akhwat dan ikhwan mudah berinteraksi tanpa batas. Ikhwannya membabi buta, akhwatnya terpedaya....
Owh mengerikan, berlebay-lebay di dunia maya, syaitan tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Lalu tertancaplah rasa, bermekaran di dada dua sejoli tersebut, yang belum ada ikatan pernikahan.
Dengan bangganya sang ikhwan menaburkan janji-janji manis, akan mengajak akhwat hidup di planet mars, mengunjungi benua-benua di dunia. Hingga larutlah keduanya dalam janji-janji lebay.
Ikhwannya membabi buta, akhwatnya terpedaya……a’udzubillah, bukan begitu ta’aruf yang Rasulullah ajarkan.
Wahai Ikhwan, Jangan Permainkan Ta’aruf!
Muslimah  itu mutiara, tidak sembarang orang boleh menyentuhnya, tidak sembarang orang boleh memandangnya. Jika kalian punya keinginan untuk menikahinya, carilah cara yang baik yang dibenarkan Islam. Cari tahu informasi tentang akhwat melalui pihak ketiga yang bisa dipercaya. Jika maksud ta’arufmu untuk menggenapkan separuh agamamu, silakan saja, tapi prosesnya jangan keluar dari koridor Islam.
....Wahai ikhwan, relakah jika adikmu dijadikan ajang coba-coba ta’aruf oleh orang lain? Tentu engkau keberatan bukan?....
Wahai ikhwan, relakah jika adikmu dijadikan ajang coba-coba ta’aruf oleh orang lain? Tentu engkau keberatan bukan? Jagalahizzah muslimah, mereka adalah saudaramu. Pasanglah tabir pembatas dalam interaksi dengannya. Pahamilah, hati wanita itu lembut dan mudah tersentuh, akan timbul guncangan batin jika jeratan yang kalian tabur tersebut hanya sekedar main-main.
Jagalah hati mereka, jangan banyak memberi harapan atau menabur simpati yang dapat melunturkan keimanan mereka.
Mereka adalah wanita-wanita pemalu yang ingin meneladani wanita mulia di awal-awal Islam, biarkan iman mereka bertambah dalam balutan rasa nyaman dan aman dari gangguan JIL alias Jaringan Ikhwan Lebay.
Wahai Ikhwan,
Ini hanya sekedar nasihat, jangan mudah percaya dengan apa yang dipresentasikan orang di dunia maya, karena foto dan kata-kata yang tidak kamu ketahui kejelasan karakter wanita, tidak dapat dijadikan tolak ukur kesalehahan mereka, hendaklah mengutus orang yang amanah yang membantumu mencari data dan informasinya.
....luasnya ilmu yang engkau miliki tidak menjadikan engkau mulia, jika tidak kau imbangi dengan menjaga adab pergaulan dengan lawan jenis....
Wahai ikhwan, luasnya ilmu yang engkau miliki tidak menjadikan engkau mulia, jika tidak kau imbangi dengan menjaga adab pergaulan dengan lawan jenis.
Duhai Akhwat, Jaga Hijabmu!
Duhai akhwat, jaga hijabmu agar tidak runtuh kewibaanmu. Jangan bangga karena banyaknya ikhwan yang menginginkan taaruf. Karena ta’aruf yang  tidak berdasarkan aturan syar’i, sesungguhnya sama saja si ikhwan meredahkanmu. Jika ikhwan itu punya niat yang benar dan serius, tentu akan memakai cara yang Rasulullah ajarkan, dan tidak langsung menembak kalian dengan caranya sendiri.
Duhai akhwat, terkadang kita harus mengoreksi cara kita berinteraksi dengan mereka, apakah ada yang salah hingga membuat mereka tertarik dengan kita? Terlalu lunakkah sikap kita terhadapnya?
Duhai akhwat, sadarilah, orang-orang yang engkau kenal di dunia maya tidak semua memberikan informasi yang sebenarnya, waspadalah, karena engkau adalah sebaik-baik wanita yang menggenggam amanah Ilahi. Jangan mudah terpedaya oleh rayuan orang di dunia maya.
....berhiaslah dengan akhlak islami, jangan mengumbar kegenitan pada ikhwan yang bukan mahram....
Duhai akhwat, berhiaslah dengan akhlak islami, jangan mengumbar kegenitan pada ikhwan yang bukan mahram, biarkan apa yang ada di dirimu menjadi simpanan manis buat suamimu kelak.
Duhai akhwat, ta’aruf yang sesungguhnya haruslah berdasarkan cara Islam, bukan dengan cara mengumbar rasa sebelum ada akad nikah. [Yulianna PS/voa-islam.com]



Sulitnya Menahan Hawa Nafsu

Disyariatkannya puasa sesungguhnya merupakan bagian dari pelestarian ajaran agama-agama sebelumnya. Hal itu tentu bisa dilihat dari perintah menjalankan puasa di dalam teks al-Qur’an bahwa puasa juga dilakukan oleh umat sebelum Islam. Jadi ketika Islam diwahyukan kepada Muhammad saw yang tidak lain adalah penerus agama hanif, maka Islam juga mengambil sebagian hukum dan tradisi di dalam agama-agama sebelumnya, baik yang menambah atau mengurangi atau bahkan menetapkan ajaran agama yang sudah pernah ada.
Puasa merupakan tradisi di dalam agama-agama. Agama monotheis telah menjadikan puasa sebagai bagian penting di dalam ajarannya. Yahudi, Nasrani dan Islam memiliki tradisi puasa. Ada yang melakukan puasa dengan pantangan makanan tertentu. Jadi puasa sesungguhnya memiliki genealogi teks di dalam agama-agama semitis lainnya.
Islam di dalam syariat puasa telah menentukan bahwa puasa dilakukan pada bulan Ramadlan selama sebulan penuh. Di dalam puasa dilarang untuk makan, minum dan melakukan relasi seksual di siang hari. Di sini disebut sebagai rukun puasa. Hal itu telah dituangkan di dalam Surat Al Baqarah, ayat 187. Dari ayat ini juga diperoleh gambaran bahwa tujuan disyariatkannya puasa adalah untuk tujuan bertaqwa.
Jika puasa hanya untuk mencegah tiga hal itu, bisa jadi banyak orang yang mampu melakukannya. Ada banyak orang yang kuat untuk melakukannya. Asalkan sehat secara fisik maka pastilah akan kuat untuk menahan tidak makan dan minum selama 8,5 jam. Tinggal menahan tidak melakukan hubungan seks, yang juga pasti bisa dilakukan. Akan tetapi yang sulit adalah menahan hawa nafsu, misalnya membicarakan aib orang, mencibir, mentertawakan, sikap iri yang bercorak keduniawian,  menggunjingkan orang dan sebagainya. Terhadap hal inilah yang “rasanya” jauh lebih sulit mengatasinya dibandingkan dengan menahan makan, minum dan berhubungan seks.
Nabi Muhammad saw dalam suatu momen pasca Perang Badar –perang terbesar dalam sejarah Islam—menyatakan dalam suatu ungkapan bebas, bahwa “kita baru saja menyelesaikan peran kecil dan akan berperang yang lebih besar ialah perang melawan hawa nafsu”.    Jadi berperang melawan hawa nafsu ternyata lebih besar dan sulit dalam pandangan Nabi Muhammad saw dibandingkan dengan Perang Badar tersebut.
Dewasa ini kita sedang hidup di tengah tantangan globalisasi yang meniscayakan segala sesuatu terjadi. Tantangan budaya permisiveness –serba boleh—yang dilansir oleh dunia barat, tantangan akses ekonomi yang sulit, tantangan politik yang semakin jauh dari moralitas dan sebagainya merupakan problem pelik. Tantangan   puasa yang sesungguhnya adalah bagaimana menghadapi tantangan yang besar seperti itu. Makanya puasa lalu seharusnya menjadikan kita kritis dalam menghdapi hal tersebut. Kita tidak bisa mengikuti budaya barat yang permisiveness tanpa reserve atau menolak secara apriori. Di sini diperlukan kearifan agar kita menjadi kritis.
Oleh karena itu, puasa tidak hanya diartikan sebagai menahan makan, minum dan hubunga seks. Jika hanya itu,  maka makna puasa akan tereduksi secara fisikal. Padahal puasa tersebut memiliki makna spiritual yaitu kemampuan untuk menahan hawa nafsu di era seperti sekarang.
Jadi berpuasa sekarang jauh lebih berat dibanding puasa di masa lalu, sebab tantangan puasa semakin kompleks.
Wallahu a’lam bi al shawab.



Berjilbab dan Akhlak

Bismillahirrahmanirrahim........

Kali ini saya akan memberikan bacaan kepada ukhti semua ^^ mengenai "Berjilbab dan Akhlak"
Karena perlu diketahuilah wahai saudari saudari ku ^^ sekarang-sekarang ini banyak sekali tanggapan tanggapan yang tidak enak mengenai muslimah yang mengenakan jilbab.
Sebagian orang yang sepertinya menolak jilbab XD itu sering sekali mengait ngaitkan Jilbab seseorang dengan akhlaknya.... misaaal :
"Percuma pakai jilbab kalau kelakuannya aja kaya gitu"
"Penampilannya aja alim,pakai jilbab.. tapi perilakunya gak banget"

Sebenarnya,berjilbab dengan akhlak atau perilaku memang lah berbeda Ukhti :') malahan tidak ada hubungannya sama sekali
Tidak semuanya akhwat yang berjilbab itu akhlak nya baik,tapi memang sudah sebaiknya.. kita sebagai muslimah yang menjalankan salah satu kewajibannya dengan berjilbab juga dibarengi oleh akhlak yang baik pula.

Untuk lebih lengkapnya mengenai Hubungan berjilbab dan Akhlak..
silahkan baca penjelasan dibawah ini :D

>>>>>>>

Dalam pandangan masyarakat kita, bahwa wanita berjilbab, adalah wanita yang identik memiliki tatakrama baik, wanita yang santun, yang kalem, rajin shalat, rajin berderma, sering hadir majlis pengajian dan berbagai predikat keshalihahan lainnya.
Oke, boleh jadi sebagian besar wanita berkerudung seperti itu. Sebaliknya, muslimah yang tak berkerudung, meski akhlaknya baik, tentu saja dipandang tak sebaik muslimah berkerudung, hal yang lumrah dan spontanitas terlintas dalam benak.
Akibatnya, jika ada kebetulan wanita berjilbab melakukan sesuatu yang kontradiktif dengan jilbabnya itu, seketika penilaian masyarakat menjadi njomplang sangat negatif sekali. Dan tentu saja jilbabnya seketika menjadi objek atas tindakan yang tak sesuai dengan moral pemakai jilbab. “Jilbaban tapi kok gitu".
Akhirnya, sebagian muslimah yang tidak berjilbab pun, memilih tetap bertahan pada pilihannya, dengan pikiran sangat sederhana sekali, daripada aku tidak bisa menjaga sikapku saat mengenakan jilbab, lebih baik aku tidak mengenakannya sekalian, biarlah aku menjilbabi hatiku terlebih dahulu. Ntar aja jilbaban kalau udah mau wafat. ( Astagfirullah )
Menjilbabi hati, kalimat yang mendadak populer setelah boomingnya film ayat-ayat cinta, kalimat yang bisa jadi sudah lama berdengung tetapi dipopulerkan oleh Rianti Cartwright, ini setahuku.
Sebenarnya, fenomena di atas (pengidentikan jilbab dengan keshalihahan) adalah kesalahan pemahaman umum (salah kaprah) dalam masyarakat kita soal hubungan jilbab dengan akhlak. Oke, memang wanita yang shalihah, yang menjalankan agamanya dengan baik, tentu saja mengaplikasikan segenap perintah agamanya terhadap dirinya semampu dia, salah satunya adalah berjilbab ini.
Tetapi aku berani mengatakan, bahwa sebenarnya tak ada hubungan sama sekali antara jilbab dan berakhlak baik. Lhoh kok bisa?
Berjilbab, adalah murni perintah agama yang berhubungan dengan pribadi muslimah itu. Yakni, jilbab adalah kewajiban baginya dengan tanpa melihat apakah moralnya baik ataupun buruk. Jadi selama dia muslimah, maka berjilbab adalah kewajiban.
Tentu saja, jika ada muslimah tak berjilbab, itu pilihan dia, tetapi tentu sebuah konsekwensi dan merupakan kebijakan, apabila seseorang tidak menjalankan perintah, maka resikonya adalah sanksi. Dan sanksi syariat tentu saja adalah dosa.
Memang, bermoral baik adalah tuntutan sosial, di samping tentu ajaran agama. Akan tetapi semua kewajiban dalam agama, sekaligus larangan-larangannya, adalah tidak berhubungan dengan akhlak itu. Salah satunya ya masalah jilbab ini.
So, okelah seorang muslimah bilang, cukup aku jilbabi hati. Tetapi dia tetap harus mengakui bahwa berjilbab adalah wajib baginya. Siap tidak siap, baik tidak baik, kewajiban muslimah adalah berjilbab (dalam konteks bahasa umum, menutup aurat)
Catatan ini tidak menyoroti dan tidak mengangkat soal pendapat lucu yang menyatakan bahwa jilbab itu tidak wajib sebab hanya budaya arab. Komentar pendek saja, orang yang bilang seperti ini, tidak memahami sejarah dan tidak memahami teks syariat itu dengan baik. Argumen bertele-telenya dengan berusaha melogikakan ayat melalui permainan nahwu, ushul fiqh, mantiq, hanya membuat bahan tertawaan saja.
Kan ada tuh profesor besar lulusan timur tengah yang juga berpendapat gitu sehingga anak perempuannya tidak berjilbab. Catat, agama ini tidak melihat sosok, tidak melihat label seseorang. Meski besarnya pangkat seseorang itu seperti apa, kalau salah dalam tata cara memandang, maka tetaplah salah.
Well, kembali pada bahasan awal berhubungan dengan jilbab dan moral, jadi kalau kita surfing di internet dan kebetulan melewati judul-judul aneh semacam “jilbab bugil", “berjilbab tapi telanjang", “Sex jilbab", “skandal bokep gadis jilbab", atau di keseharian kita menemukan cewek berjilbab tapi bergaulnya dengan lawan jenis sangat Laa Haula wa laa quwwata illa billah, ngakak-ngakak, meluk-meluk, jalan bergandengan, bergoncengan, maka jangan terlalu heran, dan cepat-cepat memvonis jilbaban kok rusak gitu.
Karena sekali lagi, moralitas tak ada hubungan dengan jilbab, meski tentu saja dituntut dari gadis berjilbab untuk bermoral sesuai dengan jilbabnya.
Jadi, kesimpulannya, jilbab adalah wajib dikenakan tiap muslimah yang telah memasuki usia baligh, tanpa melihat apakah moralnya baik atau jelek. Dan moral adalah sesuatu yang dituntut dalam kehidupan sosial.
Maka, itu yang harus diketahui setiap muslimah terlebih dahulu. Adapun setelahnya jika dia tidak mengenakan, maka tentu saja berkonsekwensi dosa dan ada keharusan dari yang lain mengingatkannya untuk mengenakan, kalaupun tidak mau, yang menasehati bebas tugas. Dan tentu saja sebaliknya, jika dia mengenakan, maka pahala akan terus mengalir padanya selama jilbab itu bertengger di kepalanya, sebagai bentuk balasan atas ketaatan menjalankan perintah.
Soal jilbabnya lebar, kecil, bajunya ketat, longgar, itu bab menyendiri lagi yang berhubungan dengan tingkat keimanan dan ketakwaan seseorang.
Tapi ingat, jangan punya pikiran “wah kalau gitu, aku urakan saja deh, kan dosaku pasti dikurangi pahala jilbab", Kalau yang jenis seperti ini, sudah tahu begini, justru dosanya berlipat sebab menyalah gunakan syariat.
Akhir catatan, semoga kita selalu diberi taufiq untuk kebaikan, dan menjalankan kewajiban agama kita sebaik-baiknya. Amin…
Sumber:
Awy’ A. Qolawun

BERJILBAB, TIDAK ADA HUBUNGAN DENGAN AKHLAK

Apadahh . . .

Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah hari ini kita bisa menikmati nikmat nya awal bulan Ramadhan :')
Mudah mudah an dengan niat yang ikhlas puasa kita hari ini diterima oleh Nya :) #amin

Ehemm... kali ini saya mau berbagi seputar nasib saya saat ini....yang telah berjuang mendapatkan Perguruan tinggi yang saya mau...tapi.... ( isi aja sendiri titik titik nya )

#MIRISSSS itulah kata yang tepat buat saya... kenapa??
Karena sudah tiga kali saya gagal menempuh ujian masuk Perguruan Tinggi T__T
Tiga kali wooyy tiga kali -____- bukan angka yang kecil dan sedikit #menurutsaya #menurutkalianjugakan??
Rasanya NYESSS eeeek banget... lebih Nyesek dari apapun lah pokoknya.
Okay.. anggap saja saya bernasib Malangg..kurang beruntung dannnn... #sial

Jangan berfikir saya ini #Tidakpintar #Malas #OduaN #dll
hanya karena saya tidak berhasil menembus seleksi seleksi itu.. ( hanya kurang beruntung saja :p #ngeles )
Ketahuilah teman2 T_T untuk menempuh jalur Test atau SBMPTN..........  saya belajar habis habis an :') #masihkerasasampaisekarangPerjuangannya gak usah dijelasin juga kali yaaaa...perjuangan saya kamren takutnya nanti yang baca makin.... mengasihani saya lagi T_T atau malah menertawakan saya lagi #suudzon #maaf
Tapi apadaya :/ usaha keras dan doa pun tidak akan ckup untuk menggapai harapan kita.. apabila Allah berkehendak lain...... :')

Kemarin sore.. saat pengumuman SBMPTN untuk kedua kalinya.. saya merasa Gelisah tidak karuan..perasaan yg sama yang saya rasakan saat akan membuka hasil SNMPTN Undangan lalu.
Saya berharap ini cuman sekedar Feelingggggg... karena saya tidak ingin membaca kata MAAF #lagi :')
tangan amat gemetar.. saya mulai mengetik nomor dan tanggal lahir di Pengumuman.sbmptn.or.id dan BAMMMM.... terlihat di layar ...
~~~~
"Maaf nomor dan tanggal lahir tidak sesuai" Aisshh... saya sudah dagdigdug mau liat hasil malah pake salah ketik sgala -___-
saya pun kembali memasukkan nomor dengan benar...dan ini nyata....benar benar nyata..
Tulisan kata MAAF sama seperti SNMPTN kemaren terlihat.... LAGI
#Kecewa #sedih #Nyesel itulah yang saya alami :') saat itu ( Maaf Berlebihan, saya terlalu mendramatiskan suasana XD )

Perasaan masih gak karuan waktu itu.. saya seperti orang yang sudah benar2 putus asa dan tak bernyawa lagi #Matidong? T_T ( Oke.. abaikan !! )
Saya juga masih belum berani memberitahukan Nae-Eomma tentang kabar buruk ini.. #GAkTEGA brohhh T__T huhu
karena saya tau... hasil ini pasti bakalan mengecewakan nae-Eomma untuk kedua kalinya :/ #lagi
( Pengen ngutuk diri sendiri kalo udah kayak gini :(( )

Mencoba untuk kuat dan bersabar walau masih belum berhasil T_T
Banyak ucapan motivasi dan simpati dari orang orang terdekat saya,, setelah mereka mengetahui bahwa saya masih belum bisa menembus SBMPTN 2013 ini.
Ucapan2 itu membuat saya.... terharu dann... berhenti meratapi nasibbbb ini #ssaahhh ( mencoba untuk bangkit )

Berfikir Positif saja ^^
Mungkin SBMPTN ini memang masih bukan rizki saya ;')
Kalau udah bukan rizkinya sih.. mau saya kejar seeekeras apapun jg tetep gak akan tercapai.
sudah lah..tak usah bersedih lagi T_T
Masih banyak cara lain  :') kan ?? #menghiburdiri

Allah tau mana yang terbaik buat hambaNya :')
Karena Allah akan memberikan apa yang hambaNya butuhkan bukan apa yang hambaNya inginkan.. ( kata iqbaal di CJR the movie )
jika ini masih gagal.. mungkin Allah telah mempersiapkan hal lain yang lebih indah dari ini :')
Manusia hanya bisa berencana :') karena tetap.. Allah lah yang menentukan.

Saya masih punya dua pengumuman negeri lagi teman :')
Minta doanya saja ^^ mudah2an rizki saya disalah satu dari 2 PTN itu..
tapi kalau masih belum rizkinya lagi :')
Saya harus dengan ikhlas menerimanya..
Mungkin..Swasta lah yang terbaik buat saya :')
Hmmmmm.. tapi emanggg kelebihan di negeri itu mereka udh punya nama buat nanti kita cari kerja,biasanya anak anak lulusan negeri nyari kerjanya gak terlalu susah..maka dari itu saya ngebet banget pengen masuk negeri.. tapii.. apa mau dikata ^^ kalo Allah ngasih jalan buat saya untuk kuliah di Swasta.. Insyaallah saya akan ikhlas menerima dan menjalani nya :)
saya sempet ber[ikir.. bahwa keberhasilan kita nanti bukan dinilai dari universitasnya tetapi kembali pada dari diri kita masing-masing.. Insyaallah kalau kita serius kuliahnya... walaupun itu di swasta ga nutup kemungkinan kita bisa jauh lebih baik dari mereka yang di negeri.
so... belaja rber- positive thinking aja dri sekarang ^^

Hhihihii... dimana pun saya kuliah nanti.. mau swasta ataupun negeri.. saya berharap disitulah tempat terbaik buat saya menuntut ilmu,sekali lagi :D yang terpenting adalah niat kita belajarnya.. bukan tempat belajarnya. Insyaallah.... tekadkan lagi mimpi kita dengan dibekali niat yang kuat ^^
Untuk mencapai kesuksesan,kita harus merasakan rasanya gagal dan sakit terlebih dahulu.. ( biar ada pengalaman gimana rasanya sakit dan perih itu *cieelahhh )
Anggap saja ini sebagai ujian dari Allah :') jika ingin LULUS kita harus menempuh ujian ini dengan penuh sabar dan dgn hati yang ikhlas.. insyaallah.. Allah akan meLuluskan kita dari ini ^^

Niatkan dari sekarang :D saya harus bisa bangkit dari kekecewaan dan kesedihan ini..
Perjalanan masih ada dan panjaaaaaaaaaang..
yaaa..walau masih belum bisa membanggakan Nae-Eomma lewat SNMPTN dan SBMPTN.. mudah2an Allah memberikan cara lain untuk saya bisa membanggakannya :')

Bismillahh... ^^